Ahad 31 Jan 2016 17:12 WIB

Staf Ahli Masinton: Kami Sudah Minta Maaf pada Dita

Rep: C36/ Red: Ilham
Masinton Pasaribu
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Masinton Pasaribu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf ahli anggota DPR Masinton Pasaribu, Abraham Leo Tanditasik, mengatakan, pihaknya sudah meminta maaf kepada Dita Aditia Ismawati. Leo pun menegaskan tidak pernah ada ancaman yang dilontarkan oleh Masinton.

"Setelah tepisan saya mengenai wajah Dita pada Kamis (21/1) malam, saya sudah langsung meminta maaf. Saya katakan 'sorry, sorry' lalu menanyakan kondisinya," kata Leo ketika dikonfirmasi Republika.co.id, Ahad (31/1).

Keesokan harinya, Jumat (22/1), Leo diberi tahu Dita bahwa dia berobat di RS Aini. Dia pun melaporkan hal itu kepada Masinton.

"Bapak sarankan jenguk, saya pun sudah menjenguk seusai Jumatan waktu itu. Saat itu, saya minta maaf dan kami sepakat permasalahan selesai," kata Leo. (Lengkap, Kronogi Masinton Menganiaya Dita).

Karena itu, Leo merasa heran Dita melaporkan atasannya ke Bareskrim Mabes Polri pada Sabtu (30/1). Saat disinggung tentang adanya ancaman yang dilontarkan Masinton kepada Dita, Leo menegaskan tidak ada.

"Tidak pernah ada ancaman apa pun. Baru dilaporkan Sabtu, tetapi dinyatakan sempat ada ancaman, kami kan heran kapan ancaman dilakukan," kata Leo.

Sebelumnya, pada Sabtu (30/1), Dita melaporkan dugaan penganiayaan atas dirinya ke Bareskrim Mabes Polri. Penganiayaan diduga dilakukan oleh Masinton Pasaribu. Menurut keterangan anggota Badan Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Nasional Demokrat (NasDem) Wibi Andrino, dugaan penganiayaan terjadi pada Kamis (21/1) lalu.

Wibi menjelaskan, kejadian bermula ketika Masinton menjemput Dita di Camden Cikini, Jakarta Pusat. Anggota Komisi III DPR itu lantas mengajak korban berkeliling hingga terjadi perdebatan di dalam mobil. "Akhirnya, terjadi pemukulan di daerah Cawang, Jakarta Timur," katanya.

Selanjutnya, korban melaporkan Masinton ke Bareskrim yang diterima Ajun Komisaris Polisi Sugianto sebagai perwira jaga.

Wibi menduga, pemukulan terjadi karena Dita dituduh telah membocorkan rahasia Masinton kepada partai lain.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement