Ahad 31 Jan 2016 04:48 WIB

Bandara Harun Thohir Diharap Picu Pariwisata 'Bali dari Jatim'

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Indira Rezkisari
Pulau Bawean
Foto: Google
Pulau Bawean

REPUBLIKA.CO.ID, BAWEAN -- Hadirnya Bandara Harun Thohir yang diresmikan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan pada Sabtu (30/1), tak pelak memunculkan aura optimis dari Pemerintah Jawa Timur.

Keberadaan bandara baru ini, dapat menjadikan Pulau Bawean sebagai 'Balinya Jawa Timur'. Hal ini diungkapkan Gubernur Jawa Timur Soekarwo kala menyampaikan sambutan saat acara peresmian bandara.

"Ini adalah Bali-nya Jawa Timur. Ini pulau indah sekali," ungkap Soekarwo di Bandara Harun Thohir, Gresik, Sabtu (30/1).

Pemprov Jawa Timur (Jatim) berencana untuk terus mengembangkan Pulau Bawean agar eksotisme alam di pulau yang terdiri dari dua kecamatan itu dapat dinikmati wisatawan, yang pada akhirnya meningkatkan aktivitas perekonomian di Bawean. Ia juga mengaku akan meminta izin terlebih dahulu kepada para kyai dan alim ulama di Bawean untuk menyetujui sejumlah proyek dalam rangka mengembangkan Bawean.

Dari segi pariwisata, Jatim memang dikenal memiliki posisi yang amat strategis karena diapit dua Daerah Tujuan Wisata (DTW), yakni Bali dan Yogyakarta.

Meski begitu, ia menjamin bahwa pembangunan tidak lantas menggusur adat dan budaya yang ada di pulau tersebut  "Kalau disetujui ini juga tujuan pariwisata dari Jatim yang pasti khas Bawean tidak hilang, seperti di Madura," lanjut dia.

Jatim sendiri merupakan salah satu provinsi dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup besar di tahun lalu (triwulan III) sebesar 5,44 persen, atau lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 4,73 persen.

Jatim, ia katakan, berkontribusi sebesar 14,68 persen terhadap PDB nasional atau 1,2 triliun. Namun, pada sisi yang lain, Jatim masih mempunyai wilayah kepulauan, yakni Pulau Bawean, yang pada kondisi tertentu relatif terisolir.

Oleh karenanya, pengoperasian bandara tersebut, diharap menjadi solusi dan juga motor penggerak pertumbuhan ekonomi baru di Jatim.

Ia menjelaskan, dengan hanya mengandalkan moda transportasi laut dan penyeberangan, kondisi logistik di Pulau Bawean kerap menjadi barang yang langka dan mahal. Alasannya, karena segala layanan transportasi ke luar pulau akan berhenti seketika begitu kondisi alam tidak sedabg bersahabat, terutama saat ombak mencapai lebih dari dua meter. Tak hanya itu, pelayanan dasar masyarakat juga ikut terkena imbasnya akibat penundaan pengoperasian kapal.

Kehadiran bandara Harun Thohir, ia yakini memberikan kemudahan aksebilitas dari dan ke pulau Bawean, serta akan merangsang pertumbuhan perkonomian.

Saat ini, warga di pulau yang memiliki luas 197,42 Km persegi itu banyak yang mencari pekerjaan ke luar pulau, bahkan ke negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Sebagian besar mata pencaharian masyarakat Bawean sendiri adalah petani, dan nelayan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement