REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dian Juni Kurniadi yang diduga sebagai pelaku bom di jalan MH Thamrin, Jakarta, pernah bekerja sebagai mekanik di sebuah perusahaan ayam. Pekerjaan itu dilakoni Dian di Kalimantan.
"Sudah dari 2009. Sejak itu juga dia baru pulang dua kali," kata ayah Dian Juni Kurniadi, Sutopo (64) di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (28/1).
Sutopo mengatakan Dian sempat pulang ke rumah untuk meminta izin menjadi pengantin. Namun, dia melanjutkan, niatan itu gagal dan akhirnya Dian kabur dari rumah pada 9 Desember lalu. "Setelah itu kami hilang komunikasi dengan Dian. Kami kira dia kembali ke Kalimantan," kata Sutopo.
Sejak pergi, Sutopo menjelaskan, Dian tetap mengirimkan uang kepada orang tuanya. Dia mengatakan, dalam sebulan anak ketiga dari empat bersaudara itu bisa mengirim antara Rp 700-800 ribu. "Makanya saya kaget juga pas tahu ada kejadian seperti ini," katanya.
Sutopo mengatakan saat Dian pulang ke rumah, tidak ada pembicaraan mengenai Starbucks. Dia melanjutkan, Dian juga tidak pernah membicarakan apalagi pergi ke Suriah. Dia juga tidak memiliki kemampuan untuk merakit bahan peledak. "Nggak pernah kenal M Ali, Afif atau Ahmad muazan," katanya.
Sementara, jasad Dian akan dimakamkan di Tegal. Rencananya jenazah akan dibawa dari RS Polri Kramat Jati pada Jumat (29/1) dini hari. Sutopo mengatakan, warga juga sudah menerima untuk memakamkan jasad Dian di Tegal setelah dilakukan pembicaraan dari aparat penegak hukum.
"Alhamdulillah semua sudah menerima. Dan saya sebagai orang tua dari Dian Juni Kurniadi minta maaf kepada seluruh masyarakat indonesia khususnya keluarga korban," katanya.
Sebelumnya, Dian Juni Kurniadi diduga menjadi salah satu pelaku bom di Thamrin bersama M Ali, Afif dan Ahmad Muhazam. Dian menjadi salah satu pelaku yang meledakkan diri di pos polisi Thamrin.