REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pemerintah Kota Denpasar optimistis kasus demam berdarah (DB) di daerah itu menurun dari tahun 2015. Keyakinan itu kata Kabag Humas Pemkot Denpasar, IB Rahoela, didasarkan pada persiapan dan antisipasi yang sudah dilakukan sejak Oktober tahun lalu.
"Kita sudah mengantisipasinya jauh sebelum masuk musim penghujan, antara lain dengan membersihkan gorong-gorong dan mengedukasi masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga," kata Rahoela kepada Republika di Denpasar, Rabu (27/1).
Rahoela mengatakan, sejak dua tahun terakhir, angka DB di Bali menurun, bahkan bila dibandingkan dengan daerah lainnya di Bali, DB di Kota Denpasar menurun drastis. Pada 2014 angka DB di Bali mencapai 1.837 kasus, menjadi 1.576 kasus pada 2015.
"Selama Januari 2016, baru tujuh orang yang tercatat terkenan DB di Denpasar," kata Rahoela.
Mengenai ekspose Dinas Kesehatan Provinsi Bali yang menyebutkan DB di Depasar tertinggi di Bali, Rahoela mengatakan, data itu didasarkan pada angka pasien yang berobat di rumah sakit. Sebagai ibukota provinsi, dengan fasilitas rumah sakit yan bagus, tentunya penduduk Bali dari berbagai daerah, merujuk ke Depasar untuk berobat dan data itu yang digunakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Bali.
"Jadi mereka bisa saja kena DB di Buleleng, Jembrana, atau kabupaten lain dan berobat di Denpasar," kata Rahoela.
Sebaliknya jelas Rahoela, berdasarkan data 2015, Denpasar berada di urutan 5 di Bali untuk kasusu DB bila mengacu pada insiden rate. Sedangkan bila mengacu dengan perbandingan jumlah penduduknya, Debpasar berada di urutan ketujuh.
Baca juga: Masih Ada 807 Mantan Anggota Gafatar Menunggu Dipulangkan