REPUBLIKA.CO.ID, Pasangan sejenis dari kelompok pria, yakni gay dan biseksual, ternyata memiliki risiko untuk mengidap HIV tertinggi di Amerika Serikat.
Gay, biseksual, dan pria yang memiliki kecenderungan seksual dengan pria saat ini mencapai dua persen dari total populasi penduduk di Amerika Serikat.
Dikutip dari Pusat Kendali Penyakit dan Pencegahan (CDC) Amerika Serikat tentang HIV yang beralamat di www.cdc.gov, kelompok gay dan biseksual usia muda (13-24 tahun) tercatat sebanyak 72 persen di antaranya terinfeksi HIV dari kelompok usia penduduk 13-24 tahun.
Sementara, sebanyak 30 persen yang terkena infeksi HIV dari total jumlah kelompok gay dan biseksual (penelitian 2010). (Link sumber CDC).
Pada akhir 2011, setidaknya 500.022 (57 persen) orang yang didiagnosis menderita HIV di Amerika Serikat adalah gay, biseksual, dan kelompok tersebut yang juga menggunakan narkoba.
Pada 2010, sebanyak 63 persen dari jumlah gay dan biseksual pria (semua kelompok umur) diketahui mengidap HIV. Jumlah tersebut diketahui menyumbang 78 persen dari semua pria yang baru terkena penyakit HIV.
Pada akhir 2011, sebanyak 311.087 gay dan biseksual dengan AIDS telah meninggal dunia di Amerika Serikat karena adanya epidemik yang merepresentasikan 47 persen semua orang dengan AIDS.
Dari penelitian tersebut, disimpulkan bahwa "gay dan biseksual pria lebih berpeluang terinfeksi HIV ketimbang kelompok lain di Amerika Serikat".
Kelompok lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) semakin eksis di Amerika Serikat usai adanya putusan Mahkamah Agung (MA) yang melegalkan pernikahan sesama jenis di semua negara bagian pada 28 Juni 2015 lalu. Sebelumnya, terdapat 14 negara bagian yang masih melarang pernikahan sesama jenis.
Di Indonesia, kelompok LGBT kembali ingin menunjukkan eksistensinya di kampus-kampus. Kelompok kajian seks, seperti SGRC UI, didirikan sebagai tempat konsultasi para LGBT. Beberapa pendirinya mengaku sebagai gay.