Selasa 26 Jan 2016 07:23 WIB

Warga Temukan Puluhan Mortir Diduga Aktif

Seorang buruh lepas, Ilias (48) memegang sebuah mortir yang ditemukannya di Gang Cendana, Kec. Sungai Rengas, Kubu Raya, Kalbar, Kamis (26/7). Mortir peninggalan militer Belanda pada masa Perang Dunia ke-II itu ditemukan ketika menggali tanah di lahan koso
Foto: Antara Foto
Seorang buruh lepas, Ilias (48) memegang sebuah mortir yang ditemukannya di Gang Cendana, Kec. Sungai Rengas, Kubu Raya, Kalbar, Kamis (26/7). Mortir peninggalan militer Belanda pada masa Perang Dunia ke-II itu ditemukan ketika menggali tanah di lahan koso

REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- Warga Desa Kedung Panji, Kecamatan Lembeyan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, menemukan puluhan mortir yang diduga merupakan peninggalan zaman Belanda atau Jepang dan masih aktif.

Tokoh masyarakat desa setempat, Mohammad Setiyono, Senin, di Magetan, mengatakan jumlah mortir yang ditemukan mencapai 41 butir. Benda tersebut ditemukan di kebun milik Ali Rohmad yang juga perangkat desa sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Subulan Najjah di Dusun Ngasinan, desa setempat.

"Pengurus ponpes dibantu kelompok pemuda desa dan warga setempat melakukan penggalian untuk membuktikan fakta sejarah bahwa di desa setempat pada zaman penjajahan Belanda digunakan untuk menyembunyikan senjata. Hasilnya, ditemukan sebanyak 41 mortir di lokasi setempat," ujar Setiyono kepada wartawan.

Menurut dia, pada penggalian pertama ditemukan sebanyak 16 mortir. Kemudian pada penggalian kedua ditemukan puluhan mortir lagi hingga secara keseluruhan diperoleh 41 mortir.

Kondisi mortir tersebut sudah berkarat dan memiliki tinggi sekitar 50 cm serta diameter 30 cm. Takut terjadi hal-hal yang negatif, mortir temuan tersebut lalu diamankan di Mapolsek Lembeyan, Polres Magetan.

Kapolres Magetan AKBP Johanson Ronald Simamora meminta penggalian tersebut dihentikan. Apalagi tujuannya hanya untuk membuktikan fakta sejarah.

"Setelah berkoordinasi dengan tim jihandak bom dari Brimob Madiun, disimpulkan agar penggalian yang dilakukan warga dan kelompok pemuda Desa Kedung Panji dihentikan. Alasannya adalah untuk keamanan dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," ujar AKBP Johanson.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement