Jumat 22 Jan 2016 16:02 WIB

Pemkab Sleman Diminta Ciptakan Sumber Pendapatan Baru

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Djibril Muhammad
Pemkab Sleman
Foto: antara
Pemkab Sleman

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Wakil Ketua DPRD Sleman, Sofyan Setya Darmawan meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat menciptakan sumber pendapatan baru bagi daerah. Sebab, pada tahun ini pendapatan dari reklame dan sektor penambangan akan menurun, karena aktivitasnya dibatasi.

"Pemerintah bukan lagi harus menggenjot sektor yang sudah ada, tapi justru harus mengupayakan sumber pendapatan baru," katanya, Jumat (22/2).

Menurut dia, penggenjotan dari sektor yang telah ada hanya berupa peningkatan jumlah transaksi. Ia menilai, hal ini tidak akan berpengaruh signifikan terhadap struktur pendapatan asli daerah (PAD) yang sebenarnya.

Sementara sumber pendapatan baru yang bisa diciptakan Pemkab Sleman berupa Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Menurut Sofyan, unit usaha baru bisa meningkatkan produktifitas daerah.

Selain itu, ia mengemukakan, pengembangan sektor pariwisata juga bisa menjadi sumber pendapatan baru. Misalnya pembuatan peta destinasi desa wisata. "Tapi pengembangan destinasi wisata ini harus berjalan pada koridor untuk melindungi lingkungan," ujarnya.

Di antaranya dengan memaksimalkan potensi wisata lokal, berupa alam, kebudayaan, dan karakter sosial masyarakat. Bukan dengan pembangunan destinasi wisata modern yang bisa mengancam keberlangsungan ekosistem di masing-masing tempat.

Kelak, dalam persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), sektor-sektor lokal akan menjadi keunggulan absolut bagi suatu daerah. Sebab hal-hal tersebut tidak dimiliki daerah lain. Sofyan menuturkan, dari 86 desa di Kabupaten Sleman, sebagian besar memiliki potensi untuk ditata dan dijadikan sebagai tempat wisata.

"Sekarang kita lihat daerah-daerah lain yang memiliki keunggulan dalam pengelolaan sektor wisata, pasti PAD-nya tinggi," paparnya.

Karena itu, Sofyan meminta agar Pemkab Sleman lebih kreatif untuk melakukan penataan sektor wisata.

Adapun target PAD Sleman tahun ini sebesar Rp 616 miliar. Angka ini lebih rendah dari pada realisasi PAD 2015 sebesar Rp 663 miliar, dari target Rp 598 miliar. Terkait hal tersebut, Sofyan berpendapat seharusnya target PAD tahun ini mengikuti realisasi tahun lalu.

Namun ia bisa memaklumi kondisi tersebut, karena tahun ini aktivitas di sektor penambangan dan reklame dibatasi. Sehingga kemungkinan besar pendapatan daerah akan berkurang.

Kepala Dinas Pendapatan Daerah Sleman, Harda Kiswaya menjelaskan, target PAD 2016 berasal dari empat jenis sumber pendapatan. Antara lain dari pajak daerah sebesar Rp 367,2 miliar, retribusi daerah Rp 44 miliar, pos bagian laba Rp 36,6 miliar, dan pendapatan lain-lain Rp 168,4 miliar.

Harda mengakui pajak masih menjadi penyumbang terbesar bagi PAD Sleman. Maka itu pendapatan di sektor tersebut akan selalu dimaksimalkan. Harda sendiri mengaku optimis dapat mencapai target pendapatan tahun ini.

"Insyaallah bisa tercapai. Karena tahun kemarin kan kita juga melampaui target. Capaiannya sampai 110 persen," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement