Kamis 21 Jan 2016 15:28 WIB

Harga Daging Sapi di Bogor Capai Rp 125 Ribu

Daging Sapi
Foto: Republika/Prayogi
Daging Sapi

REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR -- Harga jual daging sapi di pasar tradisional Kota Bogor, Jawa Barat, mencapai Rp125 ribu per kg pada pekan ini, kenaikan ini disebabkan adanya ketentuan pemotongan pajak 10 persen dari setiap jasa pemotongan sapi di rumah potong hewan.

Hari ini, harga daging di Pasar Anyar mencapai Rp125 ribu per kg. Menurut pedagang, mahalnya harga daging saat ini menyulitkan posisi mereka dalam berjualan.

"Susah juga kalau harga mahal seperti ini, imbasnya jadi sepi pembeli, belum lagi banyak pembeli yang mengeluh dan keberatan harga daging naik," kata Sukardi (40) pedagang Pasar Anyar.

Menurut Sukardi, sebelum ada ketentuan pemotongan pajak 10 persen di RPH, harga daging masih berkisar Rp 111 ribu hingga Rp 112 ribu per kg. Dengan adanya ketentuan tersebut, pemilik daging menaikkan harga jual ke pedagang yang berimbas kepada masyarakat.

"Kalau harga mahal begini kita pedagang tidak berani membeli banyak, takut tidak ada yang beli," katanya.

Untuk tetap bisa berjualan, lanjutnya, ia terpaksa mengurangi jumlah pembelian daging, kalau biasanya ia menjual 11 kg, dikurangi dari menjadi 10 kg.

"Jual 10 kg juga was-was, takut tidak habis," kata pria yang sudah enam tahun jualan daging di blok Pemada tempat penghilangan baso.

Menurut Sukardi, ia hanya bisa mengandalkan pelanggan yang sudah biasa belanja daging di tempatnya. Umumnya, pelanggan tersebut kebanyakan pedagang soto, dan rumah rumah makan.

"Pelanggan juga mengeluh, mereka biasa belanja lima kilo, sekarang jadi empat kilo," kata Sukardi.

Sukardi menambahkan, meski aturan pajak 10 persen menyulitkan pedagang. Tetapi, pedagang daging di Pasar Anyar tetap memilih untuk berjualan, tidak melakukan aksi protes hingga mogok jualan.

"Jangan sampai mogok atuh, susah kalau mogok nanti tidak ada pemasukan buat. Biarlah sedikit asal ada pemasukan, dari pada mogok, kita tidak dapat pemasukan," katanya.

Sementara itu, Heri (40) warga Cikaret yang berjualan Soto Bogor di Pasar Anyar merasakan dampak dari kenaikan harga daging sapi di pasaran. Ia terpaksa menambah belanja modal agar tetap bisa berjualan.

"Susah juga yah, harga daging mahal jadi Rp 125 ribu, jadi nambah modal. Biasanya belanja itu 350 ribu, sekarang jadi Rp 400 ribu," katanya.

Meski harga daging naik, Heri tidak serta merta menaikkan harga jual sotonya. Ia tetap bertahan dengan harga Rp 8.000 per porsi tanpa nasi Rp 10 ribu per porsi dengan nasi.

"Tidak berani naikkan harga, takut tidak ada yang beli. Apalagi pelanggan saya pedagang di pasar. Saya siasatinya dengan mengurangi jumlah daging, kalau biasanya empat potong jadi dua," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement