REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Relawan Dompet Peduli Umat Darul Tauhiid Desi Suprihartini tengah membantu dalam penanganan tiga anak penderita gizi buruk yang bertempat tinggal di wilayah Parungpanjang. Desi menuturkan, sebelum dibawa ke Rumah Sakit Hermina Tangerang, salah satu dari anak tersebut sempat dibawa ke Puskesmas Parungpanjang.
"Anak yang namanya Muhammad Marsel pernah dibawa ke Puskesmas Parung Panjang, tapi oleh pihak sana disuruh membuat BPJS Mandiri," kata Desi kepada Republika.co.id, Rabu (20/1).
Desi mempertanyakan anjuran tersebut, padahal kondisi anak tersebut sudah parah dan dari keluarga miskin. Dia berpendapat, mengapa tidak ada bantuan dari pihak puskesmas atau pemerintah untuk membuat BPJS pemerintah.
Desi menuturkan, kondisi ekonomi ketiga anak tersebut sangat tidak mencukupi. "Jangankan untuk membuat BPJS mandiri, ayah mereka saja pekerjaannya tidak jelas dan penghasilannya sedikit," tutur Desi.
Ayah Rosidi pekerjaannya hanya sebagai sopir, ayah Sandi hanya sebagai guru ngaji, dan ayah Muhammad pengangguran. Menurut Desi, dengan pekerjaan orang tuanya seperti itu, tidak mungkin untuk mendaftarkan BPJS Mandiri karena gaji sangat di bawah rata-rata.
Sementara itu, Desi mengetahui setiap pemerintahan ada dana untuk menangani perbaikan gizi. "Dana perbaikan gizi itu ke mana? Tapi, ke mana juga pemerintah pusat dan kabupaten hingga yang paling kecil?" tutur Desi.
Ia menilai, kasus gizi buruk masih sering terjadi, tapi kehadiran pemerintah tidak ada. "Ibu Bupati kalau mau jenguk silakan. Jangan lihat batas wilayah, kalau melihatnya dari sana nyawa anak ini yang tidak selamat," ujar Desi menjelaskan.
Ketiga anak tersebut, yakni Rosidi (4), Sandi (13), dan Muhammad (2), masih dirawat di RS Hermina Tangerang. Sandi dan Muhammad dirawat di ruang biasa, edangkan Rosidi dirawat di ruang khusus karena kekurangan kalsium. C32 / Rahayu Subekti