REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Kepolisian Daerah Lampung mengintensifkan tim intelijen untuk melakukan deteksi dini keberadaan penganut gerakan radikal.
"Deteksi ini dilakukan untuk seluruh paham radikal, tidak hanya kelompok radikal ISIS ataupun Gafatar yang baru-baru ini mencuat namanya," kata Kapolda Lampung Brigjen Polisi Ike Edwin di Bandarlampung, Selasa (19/1).
Menurut dia, pihaknya sangat konsen untuk menanggulangani persoalan yang akan mengganggu keamanan dan ketertiban di lingkungan masyarakat. "Saya juga telah menginstruksikan kepada seluruh jajaran untuk meningkatkan intensitas pengawasan serta pengamanan di Provinsi Lampung," katanya.
Sebagai wujud nyata, ia melanjutkan, segenap jajaran Polda Lampung akan diterjunkan untuk memaksimalkan tugas Tim Khusus Antibandit (Tekab) 308 dalam melakukan kewajibanya. "Jadi, tidak hanya Tekab 308 yang akan menanggung beban, melainkan seluruh kesatuan memiliki peran aktif yang sama," ujar mantan Wakapolda Sulawesi Selatan itu.
Kapolda Lampung yang juga Perdana Menteri Kerajaan adat Skala Brak ini mengatakan, operasi selektif yang akan dilaksanakan melibatkan seluruh kesatuan, sehingga upaya peningkatan keamanan bisa lebih maksimal. "Seluruh personel, termasuk Brimob dan Kepolisian Perairan juga akan disiapkan untuk mendukung Tim Khusus Antibandit 308 di seluruh jajaran Polda Lampung," katanya.
Hasil deteksi dini intelijen Polda Lampung tersebut, katanya lagi, setidaknya terdata sekitar 44 orang yang terkait dugaan penganut paham radikal di daerah ini. "Mereka tersebar di beberapa kabupaten dan kota se Lampung," ujarnya.