Selasa 19 Jan 2016 21:34 WIB

Ribuan Personil TNI-Polri Buru Santoso di Pegunungan Tinobe

Red: Ilham
operasi pencarian santoso di Poso
Foto: Antara/Zainuddin MN
operasi pencarian santoso di Poso

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Sebanyak 2.400 lebih personel TNI dan Polri dikerahkan dalam pencarian jaringan teroris Santoso setelah terjadi kontak senjata di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah pada Jumat (15/1).

"Jumlah personel gabungan yang mengejar jaringan teroris Santoso itu lebih dari 2.400 orang," kata Kepala Biro Operasional Polda Sulteng Kombes Herry Nahak di Makassar, Selasa (19/1).

Herry yang ditemui saat mengikuti rapat pimpinan di Kodam VII Wirabuana mengatakan, jumlah personel gabungan itu meliputi 1.500 orang polisi dan 918 personil TNI.

Dia mengaku, jumlah personel gabungan ini akan menyisir wilayah di Pegunungan Tinobe, Desa Taunca, Kecamatan Poso Pesisir serta Gunung Rorekatimbu, Kabupaten Poso, Sulteng. Herry menuturkan, personel yang ada saat ini kemungkinan masih akan bertambah lagi jika melihat wilayah pencaharian serta memaksimalkan perburuan.

"Untuk saat ini memang sebanyak itu jumlahnya yang mengejar kelompok Santoso ini. Kemungkinan jumlah personel akan ditambah, tapi kita lihat saja nanti perkembangannya," katanya.

Data-data sementara yang dimiliki oleh anggota yakni hanya 38 orang. Data itu ditemukan di camp pelatihan Santoso. "Sesuai dengan daftar yang didapatkan dalam camp pelatihannya itu. Jumlahnya memang 38 orang. Mengenai jumlah pastinya itu belum kita ketahui dan bisa saja lebih jika ada anggota barunya," katanya.

Kini, 38 anggota jaringan Santoso sudah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) dan menjadi target pencarian operasi Tinongbala yang sudah dimulai sejak 10 Januari 2016. (Sulteng Berharap Oprasi TNI-Polri Bisa Tangkap Santoso).

Operasi ini akan terus dilanjutkan hingga 60 hari ke depan untuk mencari dan menangkap teroris jaringan Santoso. Untuk pencarian jaringan Santoso disebutkan cukup sulit karena luasnya hutan dan pegunungan yang menjadi tempat persembunyian.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement