REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama Bahrun Naim mencuat setelah kejadian teror bom di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1) silam. Pihak kepolisian menyatakan, Bahrun Naim sebagai perancang dan aktor intelektual di belakang serangan teror yang menewaskan tujuh orang tersebut.
Namun, hal ini dibantah oleh pihak keluarga Bahrun Naim. Menurut Wakil Ketua Pembina Tim Pengacara Muslim (TPM) Achmad Michdan, berdasarkan keterangan dari pihak keluarga, Bahrun bukanlah tipe seorang pemimpin dan memiliki ambisi untuk menjadi pemimpin.
''Dia bukan tipikal orang yang memiliki ambisi, motivasi, serta cita-cita untuk menjadi pemimpin, ataupun tipikal kepimimpinan. Itu pengamatan dari keluarga,'' ujar Michdan saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (19/1).
Tidak hanya itu, menurut keterangan keluarga, Bahrun memang sempat berpamitan untuk pergi keluar negeri guna menuntut ilmu agama, terutama ilmu tahfiz Quran. Pada saat itu, Bahrun hanya berpesan kepada keluarga, dia ingin menuntut ilmu agama.
''Kepergian Bahrun Naim itu terjadi sekitar akhir Januari atau awal Februari 2015 silam. Tujuannya luar negeri,'' kata Michdan.
Sebelumnya, Kepala Polda Metro Jaya, Irjen Pol Tito Karnavian, menyebut Bahrun Naim merupakan perancang aksi serangan teror di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Aksi ini dilakukan Bahrun guna memenuhi ambisinya untuk menjadi pemimpin ISIS di kawasan Asia Tenggara.
(baca: Belasan Orang dari Berbagai Daerah Ditangkap Terkait Ledakan Sarinah)