REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamanan berlapis dengan tambahan personel telah sesuai prosedur tetap (protap) mengingat ada kegiatan tambahan yang menghadirkan tamu lebih dari 200 orang di kompleks Kepresidenan dan Wapres, kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
"Memang sebenarnya pengamanan ada tambahan sedikit untuk Presiden dan Wakil Presiden kalau ada kegiatan tambahan, jadi untuk kegiatan yang tidak biasa. Untuk kalau ada ratas atau paripurna, tetap seperti biasa," kata Pramono Anung di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (18/1).
Pada Senin (18/1), pengamanan tampak berlapis di lingkungan Istana Kepresidenan dari mulai lebih banyak personel diturunkan dilengkapi senapan laras panjang di samping juga "security door" (sec door) yang dibuat berlapis tiga untuk masuk ke area Istana Negara.
Di hari yang sama, agenda Presiden pada pukul 16.00 WIB yakni memberikan pengarahan dalam acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2016 di Istana Negara kepada seluruh jajaran terkait termasuk TNI dan Polri.
Pramono menegaskan jika ada acara yang mengundang tamu dari luar yang jumlahnya banyak atau lebih dari 200 orang maka wajar jika diturunkan pengamanan tambahan.
"Kenapa dilakukan? Karena memang protapnya begitu. Protap dari Paspampres yang bertanggung jawab pada keamanan Presiden dan Wapres, sebenarnya bukan berarti kita tidak aman. Sama sekali bukan," katanya.
Presiden sendiri, kata Pramono, telah menginstruksikan ketika melihat di lapangan untuk segera mengembalikan seluruh kegiatan agar berjalan normal seperti hari-hari biasa. "Hanya daerah-daerah strategis dan vital yang perlu diamankan kemudian TNI-Polri mem-BKO-kan mereka di situ. Jadi tidak ada tambahan keamanan dalam hal itu," katanya.
Pramono menegaskan jumlah personel untuk pengamanan Presiden Jokowi tidak bertambah dan tetap seperti biasa. Hanya saja kata dia, pengamanan akan diperketat apabila ada acara yang mengundang lebih banyak tamu ke Istana.