Senin 18 Jan 2016 19:23 WIB

Pendanaan Penyerangan di Perempatan Sarinah Bukan dari ISIS Langsung

Rep: c21/ Red: Muhammad Subarkah
Salah seorang korban serangan teror dan leldakan bom tergeletak di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (14/1).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Salah seorang korban serangan teror dan leldakan bom tergeletak di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (14/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Terorisme Al-Chaidar mengatakan pendanaan dari penyerangan di sekitar Perempatan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (18/1) lalu, bukan dari ISIS secara langsung.

"Pendanaannya saya belum mendapatkan informasi dari Kapolri, bahwa bom Thamrin itu dibiayai dari Suriah," kata Al-Chaidar saat dikonfirmasi Republika, Senin (18/1).

Jadi sampai saat ini, dia meyakini bahwa pendanaan terorisme tersebut berasal dari kalangan dalam. Al-Chaidar menambahkan dari pihak kepolisian sudah mengumpulkan sejumlah barang bukti untuk menyerang sekitar Perempatan Sarinah.

Meskipun keempat pelaku penyerangan bernama Dian Joni Kurniadi (25), M. Ali (40), ALif Sunakin dan Ahmad Muhazan bin Saron, telah tewas tertembak.

Namun sejumlah rekan mereka dapat ditangkap di berbagai wilayah, seperti Meruya Utara, Bekasi, Bandung dan lain-lain. Dari sana, diketahui bahwa pendanaan yang mereka miliki didapatkan dari dana jamaah.

"Serangan itu dibiayai dari Suriah dari kalangan dalam, dan kami lihat mereka kumpulkan sudah lama," tutur dia.

Sementara itu, Kapolda Metro Jaya, Irjen Tito Karnavian mengatakan memang aksi teror telah direncanakan secara matang. Dia pun, telah meminta sejumlah tempat diawasi dengan ketat.

Kemudian cara menyerang kelompok ini, jarang sekali melakukan operasi. Karena dari luar kota, langsung menghantam Starbucks Cofe. Pelaku juga melakukan survei terlebih dahulu sebelum menyerang targetnya. Untuk mengantisipasi terjadinya aksi teror, sangat dibutuhkan pantauan dari lingkungan sekitar. Seperti RT, RW, Lurah dan sebagainya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement