Jumat 15 Jan 2016 22:12 WIB

'Negara Harus Hadir dan Menang Melawan Aksi Teror'

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Bayu Hermawan
Aksi simpatik di lokasi serangan teror Jalan MH Thamrin, Jakarta, Jumat (15/1).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Aksi simpatik di lokasi serangan teror Jalan MH Thamrin, Jakarta, Jumat (15/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Unggul mengutuk aksi teror yang terjadi di kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1) kemarin. LBH Unggul menilai aksi teroris itu sebagai tindakan tak berkeprimanusiaan dan pengecut.

"Manusia yang tidak bersalah tidak pantas untuk dibom dan ditembaki secara membabi buta. Tindakan tersebut tak dapat dikatan sebagai perjuangan," tegas Ketua Umum LBH Unggul Isnu Harjo Prayitno, melalui siaran pers, Jumat, (15/1).

Ia berharap, peran intelijen lebih ditingkatkan dalam mengantisipasi berbagai aksi teror berikutnya. BNPT pun diharapkan mampu mengikis paham radikal tak berkeprimanusiaan tersebut.

"Sebagai warga negara tentu kita mendambakan kedamaian dan kesejahteraan, jika suasana berubah menjadi ketakutan, maka negara harus hadir dan menang melawan aksi teror," jelasnya.

Dirinya menambahkan, kerjasama antara intelijen, BNPT, Polri, serta Kemenkumham harus terjalin, demi menangkap para teroris.

"Ke depannya perlu ada program tambahan setelah lepas dari masa tahanan, agar paham radikalnya benar-benar hilang," ujarnya.

Ia menilai aksi teror akan terus terjadi jika pemerintah tak serius dan total melawan paham radikal berbahaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement