Jumat 15 Jan 2016 21:34 WIB

Polisi Sita Komputer dan Dokumen dari Kios Pulsa Terduga Teroris

Rep: C37/ Red: Bayu Hermawan
Warga melintas didepan restoran Burger King pasca penyerangan teroris di pos polisi dan sejumlah gedung di Sarinah Thamrin Jakarta, Jumat (15/1).
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warga melintas didepan restoran Burger King pasca penyerangan teroris di pos polisi dan sejumlah gedung di Sarinah Thamrin Jakarta, Jumat (15/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Polda Metro Jaya menggeledah kios pulsa Ubeer Celluler milik terduga teroris Edo Aliando (27 tahun) di Jalan Raya Pondok Timur, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jumat (15/1) petang.

Penggeledahan ini menyusul penangkapan Edo di rumah kontrakannya di Jalan Topas Raya RT 03/39, Kelurahan Bojong Rawalumbu, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, Jumat (15/1) siang.

Pantauan Republika.co.id, munculnya puluhan polisi di tempat kejadian perkara (TKP) yang berada di pinggir jalan, membuat ratusan warga yang penasaran berkumpul.

Kemacetan pun terjadi, sehingga sekitar sepuluh orang petugas Satlantas Polresta Bekasi Kota berusaha melancarkan arus lalu lintas di jalan tersebut.

Dalam penggeledahan tersebut, petugas menyita barang bukti berupa samurai, satu unit CPU komputer, dan sejumlah dokumen yang dimasukan dalam sebuah karung.

Selanjutnya petugas membawa barang itu ke dalam mobil dan pergi. Selain menyita barang milik Edo, petugas juga mengamankan karyawan kios pulsa bernama Abdullah.

Berdasarkan informasi yang didapat, Abdullah akan dibawa ke Polda Metro Jaya untuk dimintai keterangan mengenai bosnya, Edo.

Seorang pedagang gorengan gerobak yang berlokasi di samping TKP, Denis (24 tahun) mengaku tidak begitu kenal dengan Edo dan Abdullah.

Menurut Denis, pria berperawakan tubuh sedang, rambut gondrong dan berjanggut tipis itu selalu berperilaku baik.

"Rambutnya gondrong dan selalu memakai topi. Ada janggutnya juga sedikit. Dia orangnya sopan dan baik," katanya.

Meski kios pulsa tersebut sudah buka selama enam bulan, tidak banyak yang Denis ketahui tentang pemiliknya. Hal yang Denis ketahui hanya Edo orang asli Bekasi.

"Saya tahunya dia orang Bekasi," ucapnya.

Oleh karena itu, Denis tak pernah mencurigai Edo sebagai orang jahat. "Makanya saya kaget pas tahu ada penggeledahan ini. Dibilang teroris lagi," tukas Denis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement