REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Polda Jabar, tak mau kecolongan lagi dengan masuknya warga Jabar ke ormas Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara). Oleh karena itu, Polda Jabar melakukan koordinasi dengan Polda lainnya. Yakni, Polda Kalimantan Barat (Kalbar) dan Polda DIY.
"Itu berkaca dari hilangnya dr Rica asal Yogyakarta yang ditemukan di Kalimantan," ujar Wakapolda Jabar Brigjen Pol M Taufik kepada wartawan saat menghadiri Sidang Doktor Sekda Jabar di Aula Unpad, Kamis (14/1).
Menurut Taufik, pihaknya berkoordinasi dengan Polda Kalbar dan DIY. Karena hasil indikasi pengembangan di DIY dan Kalbar bisa menemukan pengikut Gafatar. "Kami ingin memastikan bahwa ada keluarga masyarakat di Jabar atau tidak. Kalau ada kita jemput," katanya.
Sejauh ini, kata Taufik, pihaknya baru mendapati laporan tiga warga Garut yang masuk ormas disebut-sebut sesat tersebut. Ia pun, mengimbau kepada masyarakat di Jabar untuk bisa melaporkan ke Polres/Polda kalau mengetahui ada pengikut Gafatar.
"Biar kami tindaklanjuti, jika ada keluarga hilang dan diindikasikan masuk kelompok Gafatar tersebut, karena banyak di wilayah lain hal tersebut terjadi," katanya.
Taufik pun, meminta Polres dijajarannya agar terus melakukan pendeteksian terkait Ormas yang memperbolehkan tidak shalat tersebut. "Karena diindikasikan, dalam rekrutmen itu ada pengisian formulir untuk jadi anggota Gafatar," katanya.