REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi 19 titik panas tersebar di lima provinsi Pulau Sumatra, Rabu (13/1) pagi.
"Berdasarkan pencitraan satelit Terra dan Aqua pada pukul 05.00 WIB, titik panas terbanyak terpantau di Sumatera Utara dengan delapan titik, Aceh empat titik, Jambi dan Sumsel masing-masing satu titik," kata Kepala BMKG Pekanbaru Sugarin di Pekanbaru, Rabu.
Di Riau terpantau sebanyak lima titik panas yang menyebar di tiga kabupaten dengan Bengkalis dan Meranti masing-masing satu titik panas serta Pelalawan tiga titik.Namun, dari seluruh titik panas yang terpantau di Riau, BMKG menyatakan seluruhnya tidak ada yang terindikasi adanya titik api atau indikasi adanya kebakaran lahan dan hutan di bawah 70 persen.
Sementara itu, meski terpantau adanya titik panas di Riau, Sugarin menjelaskan bahwa potensi hujan masih mungkin terjadi di Riau pada sore dan malam hari. "Secara umum cuaca di Riau cerah berawan dengan potensi hujan ringan di Riau bagian barat, tengah dan selatan," ujarnya.
Sebelumnya Pelaksana Tugas Gubernur Riau, Arsyadliandi Rachman menyatakan tidak bisa menjamin daerah itu bebas dari bencana kebakaran hutan dan lahan yang secara rutin terjadi selama 18 tahun terakhir. "Kalau jaminan, kita tak tahu siapa yang bisa jamin, mudah-mudahanlah," kata pria yang akrab disapa Andi Rachman itu dalam kegiatan Refleksi tahun 2015 dan Pemantapan Kerja Tahun 2016 beberapa waktu lalu.
Tetapi, dia mengatakan saat ini persiapan untuk pencegahan karhutla tetap jalan terus. Terlebih lagi BMKG sudah memprediksikan Januari sudah mulai panas di Riau.
Salah satu persiapan, lanjut dia, adalah dengan Peraturan Gubernur No 5 tahun 2015 tentang Rencana Aksi Karhutla untuk semua pemangku kepentingan. Termasuk untuk kabupaten/kota dengan berkoordinasi terus menerus.
Untuk 2016, lanjut dia, persiapan anggaran telah ditetapkan jumlahnya senilai Rp 132 miliar yang tersebar di beberapa satuan terkait, di antaranya Dinas Perkebunan, Kehutanan, Kesehatan, Sosial, Badan Penanggulangan Bencana daerah, dan Badan Lingkungan Hidup. "Dan juga bantuan keuangan ke kabupaten/kota khusus untuk persiapan karhutla Rp77,3 miliar. Mengenai penegakan hukum tetap berjalan terus, itu domainnya kepolisian dan kejaksaan," ucap dia menjelaskan.
Pada 2015, kata Andi Rachman, Pemperintah Provinsi Riau hanya menganggarkan Rp 49 miliar untuk karhutla. Namun tidak semuanya juga yang terpakai karena menyangkut waktu yang pendek.