REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Mantan Ketua DPR RI, Setya Novanto mengklaim sudah menjadi Ketua Fraksi Golkar yang baru dengan mengeluarkan surat pergantian pimpinan fraksi. Setya beralasan, pergantian pimpinan fraksi dan Ketua Badan Anggaran (Banggar) merupakan perintah dari Ketua Umum Golkar, Aburizal Bakrie.
Namun, Sekretaris Fraksi Golkar yang diganti Setya, Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengatakan pernyataan Setya hanya ungkapan biasa. “Itu hanya bahasa standar (alasan),” kata dia pada Republika.co.id, Kamis (7/1).
Dalam perombakan fraksi yang terjadi di masa reses ini, Bamsoet menegaskan justru akan memperkeruh suasana politik. Baik di internal Golkar maupun DPR. Sebab, perombakan fraksi dan Alat Kelengkapan Dewan (AKD) harus melalui prosedur yang sesuai tata tertib dan UU MD3.
Sampai saat ini, posisi Setya Novanto masih sebagai anggota DPR mantan Ketua DPR. Belum ditetapkan resmi sebagai Ketua Fraksi oleh Ketua DPR definitif. Seharusnya, menurut anggota komisi III DPR ini, Setya lebih bersabar hingga ditetapkan secara resmi menjadi ketua fraksi Golkar di DPR dengan tanda tangan Ketua DPR definitif.
Terlebih, saat ini DPR sedang menjalankan masa reses hingga 11 Januari pekan depan. “Begitu aturan mainnya. Masa mantan Ketua DPR ngga paham,” tegas Bamsoet.