Rabu 06 Jan 2016 14:22 WIB

Akankah Gerindra Tertinggal Sendirian di KMP?

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Ilham
Petinggi Koalisi Merah Putih (KMP) (dari kiri) Amien Rais, Prabowo Subianto, Aburizal Bakrie dan Djan Faridz meninggalkan Rutan Guntur usai menjenguk Mantan Menteri Agama Suryadharma Ali di Jakarta, Kamis (4/6).  (Antara/Sigid Kurniawan)

Ikrar mengatakan, memasuki tahun 2016, kedua kubu tersebut mempertontonkan 'jurus dewa mabuk' dengan menerjang semua prinsip. Sebab, pada pertengahan tahun ini, pendaftaran untuk pilkada serentak 2017 sudah mulai dibuka. Bila dua kubu belum juga diakui kepengurusannya secara hukum, bisa dipastikan mereka akan menemui kendala.

Bagaimana dengan PKS, yang pada Desember 2015 lalu berkunjung ke Istana? Ikrar memandang, langkah PKS demikian membuktikan bahwa KMP tak mempunyai agenda oposisi yang jelas. Ikrar lantas membandingkan KMP dengan Sekretariat Gabungan (Setgab) pada masa Presiden SBY silam.

Kata Ikrar, KMP jauh berbeda dengan Setgab yang memiliki agenda jelas sebagai tempat konsolidasi partai-partai politik. Misalnya, ada kantor serta mempunyai pertemuan rutin antarelite partai-partai anggota, bukan pertemuan bilamana terjadi masalah saja.

Karena itulah, Ikrar menduga, antara lain, PKS lebih memilih menyeberang ke dekat Presiden Jokowi. "Bahwa PKS merasa, ini apaan sih KMP ini. Kayaknya kok kemudian nggak jelas. Kan agenda oposisi juga nggak jelas," katanya.

Lebih jauh, Ikrar menduga, PKS ingin memantapkan posisi dan citranya di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 nanti. Manuver tersebut juga sejalan dengan nostalgia sebelum Joko Widodo menduduki kursi RI-1.

"PKS sepertinya ingin membangun kembali hubungan dengan Jokowi. Dulu kan PKS jadi pendukung Jokowi waktu (Presiden Jokowi) masih (wali kota) di Solo, pada termin yang kedua itu," kata Ikrar.

Hingga kini, hanya Partai Gerindra yang dapat dikatakan mantap mendiami KMP. Sebab, Partai Amanat Nasional (PAN) sudah jelas melenggang ke kubu Istana. Tapi, apakah Gerindra lantas sendirian? Ikrar enggan mengambil kesimpulan. "Belum juga. Kalau dibilang Gerindra kini sendiri, belum begitu sepenuhnya," katanya menegaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement