REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman melalui Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan (DPPK) berencana memperluas area minapadi. Pasalnya sistem pertanian yang menggabungkan penanaman padi dan budidaya ikan ini memberikan banyak keuntungan bagi masyarakat.
Kepala DPPK Sleman, Widi Sutikno menyampaikan, perluasan lahan tersebut akan dilakukan secara bertahap.
"Peluasannya bertahap. Karena Sleman sudah jadi model untuk pelatihan minapadi, sehingga sistem ini harus ada terus," katanya, kemarin. Namun Widi tidak menjelaskan target peluasan kawasan minapadi.
Saat ini luas pertanian minapadi di Kabupaten Sleman mencapai 64 hektar. Semuanya tersebar di Berbah, Pakem, dan Ngemplak. Termasuk proyek ujicoba minapadi Desa Margodadi dan Desa Margoluwih Kecamatan Seyegan. Namum begitu lahan minapadi ini masih kecil jika dibandingkan total area pertanian di Sleman yang mencapai 22.233 hektar.
Meski memiliki berbagai keunggulan, Widi mengemukakan, tidak semua lahan dapat ditanami dengan metode minapadi. Lahan minapadi harus memiliki kriteria tertentu, seperti sumber air mengalir yang mencukupi. Sebab dalam minapadi terdapat budidaya ikan yang membutuhkan banyak air.
Sementara itu tidak semua lahan pertanian di Kabupaten Sleman memiliki air mengalir sepanjang waktu. Selain itu faktor sumber daya manusia atau tenaga tani yang kompeten dalam pengelolaan minapadi harus tersedia. Ditambah benih tanaman padi juga harus dipilih yang berkualitas.
Hasil budidaya ikan dari minapadi ini, menurut Widi, perlu didukung sistem pemasaran yang baik. Misalnya dengan asosiasi pasar ikan di Sleman. Namun hal ini menjadi kewenangan dan koordinasi dari Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi.
"Pemasaran hasil panen nantinya juga harus dipikirkan. Jangan sampai diperluas, lalu hasilnya banyak tapi harganya turun," ujar Widi.