REPUBLIKA.CO.ID, BENGKALIS -- Semburan gas dari galian sumur bor di Mushalla Nurul Yakin, Dusun Tuah Makmur, Desa Bantan Sari, Kabupaten Bengkalis yang sempat membuat warga setempat heboh dinyatakan tidak berbahaya.
"Tidak ada gas beracun seperti Hidrogen sulfida (H2S), Zero H2S. Biarkan apinya menyala terus. Apalagi di ruang terbuka seperti ini, nanti akan habis sendiri dan tidak berbahaya bagi kehidupan," kata Safety Air Badan Operasional Bersama (BOB) PT BSP Pertamina Hulu, Sudarman, Selasa.
Ia mengatakan, masyarakat tidak perlu khawatir terhadap adanya semburan gas di sumur bor tersebut. Sebab gas tersebut hanya merupakan gas rawa atau metana (CH4) yang tidak berbahaya.
Hal itu dijelaskan Sudarman kepada sejumlah wartawan usai mengecek langsung semburan gas, Selasa sore yang di damping Penjabat Bupati Bengkalis H Ahmad Syah Harrofie.
Selain Ahmad Syah, turut mendampingi petugas dari BOB PT BSP Pertamina Hulu mengecek semburan gas diantaranya Kadis Pertambangan dan Energi H TS Ilyas, Camat Bantan Hendrik Dwi Yatmoko dan Kapolsek Bantan AKP Ermanto.
Menurutnya, Gas rawa itu terbentuk dari timbunan material organik dalam jangka waktu bertahun-tahun. Ketika dibuka akan mengeluarkan gas.
Kejadian seperti di Desa Bantan Air itu menurutnya adalah hal biasa dan bisa terjadi dimana saja. Khususnya di daerah rawa-rawa dan persawahan.
Sementara itu, lanjutnya lagi, semburan gas di halaman Mushalla Nurul Yakin tersebut tidak bisa diprediksi sampai kapan akan habis.
"Harus diteliti lebih detil lagi, kita datangkan cuma ingin memastikan gas ini berbahaya atau tidak. Dan ternyata tidak," katanya.