Selasa 05 Jan 2016 21:00 WIB

11 Kecamatan Agam Rawan Longsor Banjir

Longsor
Longsor

REPUBLIKA.CO.ID, LUBUK BASUNG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Sumatera Barat, menyebutkan 11 dari 16 kecamatan daerah itu berpotensi banjir dan longsor saat curah hujan dengan intensitas tinggi melanda daerah itu.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam Bambang Warsito, di Lubuk basung, Selasa (5/1), menyebutkan 11 kecamatan itu yakni, Kecamatan Tanjung Raya berpotensi banjir dan longsor, Kecamatan Ampek Nagari berpotensi banjir dan longsor, Kecamatan Lubuk Basung berpotensi banjir.

Lalu, Kecamatan Matur berpotensi longsor, Tanjung Mutiara berpotensi banjir dan longsor, Palembayan berpotensi longsor, Malalak berpotensi longsor, Ampek Koto berpotensi longsor dan Palupuh berpotensi longsor, Canduang berpotensi banjir dan Baso berpotensi longsor.

"11 kecamatan ini berpotensi banjir dan longsor apabila curah hujan terlalu tinggi melanda daerah tersebut," katanya.

Ia menambahkan, 11 daerah tersebut berada di dataran rendah dan perbukitan yang memiliki tanah sangat labil dan mudah longsor.

Untuk itu, BPBD meminta kepada masyarakat yang tinggal di daerah tersebut terutama di dataran rendah dan perbukitan, agar meningkatkan kewaspadaan dan harus ada kearifan lokal. "Apabila curah hujan tinggi, segera mengungsi ke daerah yang lebih tinggi dan aman," ujarnya.

Selain meningkatkan kewaspadaan, Pemkab Agam mengambil langkah antisipasi untuk mengurangi risiko bencana dan bagaimana menyiapkan diri untuk menghadapi kalau sewaktu-waktu bencana terjadi.

BPBD juga telah melakukan simulasi di daerah rawan bencana ini dengan melibatkan LSM, PMI, Tagana, masyarakat dan siswa. Saat ini, sudah memiliki beberapa kelompok penanggulangan bencana, menyiagakan anggota BPBD.

Lalu, memasang Early Warning System (EWS) atau alat sistem peringatan dini bahaya longsor di Nagari Baringin Kecamatan Palembayan dan telah dilakukan uji coba oleh tim Geologi Universitas Gajah Mada.

Setelah itu, tim Geologi UGM dan BPBD Agam melakukan sosialisasi dan simulasi kepada seluruh warga. "Pada akhir Desember 2015, tim ini melakukan melakukan evaluasi EWS," katanya.

Pemasangan enam EWS ini bertujuan agar masyarakat sekitar bisa mengetahui pergerakan tanah, sehingga mereka bisa melakukan evakuasi sebelum longsor itu terjadi, sehingga akan mengurangi resiko bagi korban.

Diharapkan dengan keberadaan alat ini dapat mendeteksi ancaman pergerakan tanah pada saat musim hujan. "Bila alat berbunyi dengan sendirinya, warga sudah mengetahui akan ada longsor dan warga diminta siap siaga dan mencari lokasi yang lebih aman," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement