Senin 04 Jan 2016 20:48 WIB

Asuransi Pertanian Dinilai Minim Sosialisasi

Rep: Sonia Fitri/ Red: Yudha Manggala P Putra
Petani
Petani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir menilai penyebab utama tak optimalnya penyerapan asuransi pertanian di musim tanam Oktober 2015-Maret 2016 karena minimnya sosialisasi.

Dalam praktiknya, sosialisasi seharusnya bisa mengandalkan penyuluh pertanian di daerah dan desa serta perangkat pemerintah daerah. "Sosialisasi kurang, akibatnya banyak informasi soal asuransi yang tidak sampai ke petani," kata dia.

Winarno menyayangkan soal rendahnya penyerapan asuransi pertanian. Sebab dibandingkan luas seluruh persawahan Indonesia yang mencapai 8,1 juta hektare, jatah sejuta hektare sangat kecil.

Jatah yang minim makin minim lagi karena lahan sawah yang berhasil terasuransi di 2015 hanya 234 ribu hektare saja.

Kebanyakan petani, lanjut dia, masih belum tahu bagaimana cara menjadi peserta asuransi, prosedur pembayarannya dan bagaimana teknis ganti ruginya. Padahal, jika disampaikan secara meluas, petani bisa paham dan kebanyakan berminat menjadi peserta.

Faktor penghambat lainnya yakni prosedur pengurusan surat keterangan desa untuk bukti kepengurusan tanah kerap sulit. Pun prosedur administrasi sebagai persyaratan asuransi masih dinilai berbelit-belit.

Ke depan, ia meminta agar pemerintah dan perusahaan pelaksana asuransi lebih siap, utamanya dalam hal sosialisasi. Penyampaian yang sederhana dan dimengerti oleh petani efektif mengoptimalkan program asuransi pertanian di masa yang akan datang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement