REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli mengakui kerap mengeluarkan pernyataan yang membuat kegaduhan publik. Namun demikian, hal itu dilakukan dengan tujuan baik.
“Kalau disebut gaduh, ya memang gaduh. Tetapi ini gaduh putih, seperti gaduh yang dibikin petani untuk mengusir tikus dari sawah. Kalau tidak begitu, panen bisa gagal,” kata Rizal Ramli kepada Republika, Sabtu (2/1).
Rizal mengomentari pendapat Peneliti senior dari Pusat Penelitian Politik LIPI Syamsuddin Haris. Menurut Syamsuddin, Rizal kerap mengeluarkan komentar pedas mengenai berbagai hal dan sering menelurkan istilah-istilah sensasional guna menggambarkan pendapatnya tersebut. Sikap Rizal yang berbeda dari kebanyakan menteri di Kabinet Kerja Joko Widodo-Jusuf Kalla, kata Syamsuddin, dinilai bisa merugikan pemerintah.
Rizal menjelaskan, Indonesia hanya bisa berubah menjadi negara yang lebih baik apabila revolusi mental benar-benar diwujudkan. Tanpa pengejawantahan revolusi mental, berbagai potensi dan kesempatan emas yang dimiliki Indonesia akan sia-sia dan bangsa ini bakal gagal naik ke level selanjutnya.
Dia melanjutkan, pernyataan-pernyataannya yang barangkali dinilai oleh pihak tertentu sebagai serangan personal sebenarnya didasarkan pada keinginan untuk menghadirkan perubahan di Indonesia.
“Rakyat ingin perubahan dalam arti Indonesia menjadi lebih baik. Presiden juga menginginkan perubahan,” katanya.
Perubahan ke arah yang lebih baik, kata Rizal, hanya dapat dilakukan dengan melakukan revolusi mental seperti yang kerap dikatakan Presiden Jokowi. Salah satu bentuk revolusi mental yang dipahami Rizal adalah perubahan prilaku agar tidak KKN, perubahan prilaku agar pejabat tidak jadi orang bisnis, atau pejabat tidak memperdagangkan kekuasaan.
Dia pun menegaskan, kementerian yang dia pimpin saat ini membawahi bidang energi (ESDM, PLN), perhubungan, pariwisata, maritim, serta kelautan dan perikanan. “Semua itu di bawah koordinasi Menko Maritim dan Sumber Daya. Fungsi Menko koordinasi, supervisi, dan pengendalian. Nah, ini yang komentar nggak ngerti fungsi Menko,” kata Rizal.