REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini mengatakan membuat terompet dengan menggunakan bahan baku sampul mushaf Alquran adalah sebuah tindakan keliru sekaligus sangat patut disayangkan. Bagaimanapun juga Alquran adalah kitab suci, kalam ilahi.
"Menjadikannya sebagai 'alat mainan' semisal terompet dan lain semakna betul dengan mengejek dan menghinanya," kata Helmy kepada Republika.co.id, Rabu (30/12).
Namun, ia mengimbau semua masyarakat agar tetap menjaga persatuan dan tidak mudah terprovokasi dengan peredaran terompet tahun baru yang terbuat dari sampul Alquran. Dalam konteks berbangsa dan bernegara, kata Helmy, ada beberapa cara menyikapi fenomena peristiwa terompet sampul Alquran.
Pertama, masyarakat harus mendukung penuh langkah kepolisian untuk bertindak tegas serta mengusut tuntas akar persoalan serta motif pembuatan terompet barbahan baku sampul mushaf tersebut.
Kedua, mendukung Kementerian Agama serta instansi terkait untuk terus melakukan pengusutan secara lebih mendalam soal fenomena terompet berbahan baku sampul mushaf Alquran ini.
Ketiga, umat Islam tidak perlu terprofokasi sekaligus terpancing dan terseret sehingga kemudian gegabah bertindak dalam menyikapi fenomena ini. Keempat, Menghimbau kepada segenap bangsa Indonesia untuk selalu menjaga kesatuan dan persatuan demi tercapainya kerununan dalam kemajemukan.