REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menko Rizal Ramli mengagumi cara berpikir Gus Dur yang menurutnya di luar rasionalitas. Dia berterima kasih karena sudah diajarkan pelajaran berharga yang tidak pernah dia dapatkan sebelumnya.
"Saya menyadari tidak semua masalah bisa diselesaikan dengan rasionalitas, saya berterima kasih pada Gus Dur karena saya memahami itu dari Gus Dur," tuturnya di Haul keenam Gus Dur di Komplek Al Munawaroh, Ciganjur, Jakarta, Sabtu (26/12) malam.
Dia kemudian menceritakan pengalaman perjalanannya di Jawa Timur. Ketika itu dia mengunjungi beberapa kota di Jawa Timur bersama Gus Dur, dan dia menjumpai ternyata Gus Dur memiliki banyak pendukung dari kalangan bawah. Bahkan kata dia, para pendukung Gus Dur itu dengan biaya mereka sendiri, dengan membawa tikar pribadi dan peralatan seadanya untuk duduk menunggu kedatangan Gus Dur.
Padahal menurut Menko Rizal tidak ada lagi tokoh yang dicintai masyarakat kalangan bawah setelah Presiden Sukarno. Namun saat itu dia melihat bukti bahwa Gus Dur juga dicintai masyarakat kalangan bawah. Hal itu menurutnya karena keberpihakan Gus Dur kepada rakyat strata sosial rendah. Hal itu pula yang menjadi pelajaran tersendiri bagi Menko Rizal dari sosok Gus Dur.
Tidak hanya itu, Gus Dur pula yang mengajarkan kepada Menko Rizal dalam berpidato di depan masyarakat. Dia yang seorang dosen tentu terbiasa berpidato layaknya dosen yang penuh teori dan data. Namun hal itu kurang diminati masyarakat dari kalangan bawah. Sehingga Gus Dur mengajarkan kepadanya agar berpidato dengan gaya bercerita ringan, dan hanya dengan satu atau dua topik, agar pesan yang disampaikan masuk ke masyarakat.
Ahli sejarah sosiologi Profesor Ben Anderson pun juga berpendapat sama. Menko Rizal menceritakan Prof Anderson yang pernah menulis hasil pengamatannya bahwa Presiden Soeharto hanya ditakuti rakyatnya, namun Gus Dur dicintai rakyatnya. Hal itu juga dibuktikan saat Prof Anderson mengunjungi makam kedua tokoh tersebut, dimana Prof Anderson melihat makam Gus Dur selalu ramai peziarah. Semua jasa Gus Dur tersebut tidak akan dilupakan oleh masyarakat.