REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Densus 88 Antiteror Mabes Polri mengamankan sembilan orang terduga teroris di lima wilayah di Indonesia sejak 18-20 Desember. Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan, para terduga teroris ini ditangkap karena diduga terkait dengan gerakan ISIS dan akan melakukan aksi teror kepada kelompok tertentu di bulan ini.
"Mereka sebetulnya orang-orang bekas JI (Jamaah Islamiyah) yang sekarang mendukung ISIS. Sehingga ada kaitannya dengan ISIS," kata Badrodin usai menghadiri acara di Medan, Ahad (20/12) malam.
Jenderal bintang empat ini mengaku belum mengetahui secara pasti keterkaitan kelompok tersebut dengan kelompok teroris Santoso. Badrodin pun menegaskan, pihaknya masih terus memburu jaringan teroris Santoso.
"Terkait Santoso sekarang sedang kita lakukan operasi di sana. Sehingga kemungkinan hanya komunikasi saja yang bisa dilakukan," kata dia.
Tim gabungan Polri dan TNI menggelar Operasi Camar Maleo yang telah memasuki tahap IV dan akan berakhir pada Januari 2016. Operasi tersebut bertujuan untuk menangkap kelompok teroris di bawah pimpinan Santoso.
Diberitakan Republika.co.id sebelumnya, Badrodin menyebut, Densus 88 Antiteror Mabes Polri mengamankan sembilan orang terduga teroris karena diduga akan melakukan aksi teror terhadap kelompok tertentu. Mereka diamankan dari 18-20 Desember 2015.
Badrodin menyebutkan, para terduga teroris itu ditangkap di lima wilayah berbeda, yakni Cilacap, Tasikmalaya, Sukoharjo, Mojokerto, dan Gresik. Saat ditanya, apakah kelompok tersebut akan menjalankan aksinya saat Natal dan malam tahun baru, Badrodin mengaku belum dapat memastikan.
"Yang jelas dia akan melakukan aksinya pada bulan Desember ini di beberapa tempat. Memang secara eksplisit tidak disebutkan. Tapi kemungkinan besar di Jateng," ujarnya.