Jumat 18 Dec 2015 16:50 WIB

Penanganan Banjir Kabupaten Bandung Harus Lintas Sektoral

Rep: c26/ Red: Andi Nur Aminah
Banjir luapan Sungai Citarum di Bandung
Foto: antara
Banjir luapan Sungai Citarum di Bandung

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan Energi (SDAPE) Kabupaten Bandung Kawalan mengatakan ada 15 titik kecamatan yang sudah menjadi langganan banjir di wilayah itu. Wilayah terparah berada di Desa Cieunteun, Kecamatan Baleendah.

Oleh karena itu, wilayah tersebut menjadi titik yang akan direlokasi. Nantinya akan dibangun kolam retensi sebagai penampung sekaligus daerah resapan air. 

"Rencana kolam retensi yang menjadi tanggung jawab BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) menjadi salah satu solusi utama penanganan banjir," kata Kalawan usai menggelar sebuah diskusi di Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (18/12).

(Baca Juga: Walhi: Banjir Kabupaten Bandung Terus Meluas dalam 10 Tahun).

Program ini dibawah kewenangan BBWS Citarum. Menurutnya hingga kini proses relokasi terus diupayakan dengan berkomunikasi dengan warga.

Kolam retensi ini direncanakan siap menampung hingga 150 ribu meter kubik debit air. Saat ini tengah dalam proses pembebasan lahan. Di mana dari 7,2 hektar baru satu hektar yang sudah berhasil direlokasi.

Kalawan mengatakan relokasi tidaklah sulit. Pemkab dan BBWS terus berupaya membujuk warga agar secepatnya bisa direlokasi. "Proses relokasi warga Cieunteun, saya kira tidak susah. Tinggal proses komunikasi ke pemilik tanah dengan pihak BBWS selaku penanggung jawab," kata Kawalan usai diskusi di lokasi yang sama.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung terus berupaya menangangani banjir dengan program-program strategis. Program ini dijalankan secara terpadu salah satunya program Sabilulungan RASA Desa. "Kabupaten Bandung kita sudah melakukan program strategis berkaitan dengan penanganan banjir. Di antaranya program sabilulungan RASA Desa," ujarnya

Program RASA ini terdiri dari Rumah, Air, Sampah, dan Alam. Untuk rumah, menurutnya, Pemkab Bandung terus berupaya memperbaiki rumah-rumah yang tidak layak huni. Lalu program air, disitu Pemkab Bandung terus mengupayakan normalisasi sungai dan kali, terutama Citarum sebagai salah satu sumber air terbesar Jawa Barat. 

Selanjutnya adalah Sampah. Sampah menjadi masalah utama penyebab banjir di Kabupaten Bandung. Menurutnya, masih banyak masyarakat yang membuang sampah ke sungai. Ini dikarenakan minimnya kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya. 

Kemudian Alam diartikan bahwa manusia hidup berdampingan dengan alam maka perlu menjaga dengan baik.  Tentunya, ujar dia, penanganan ini tidak bisa dilakukan sendiri. Banyak pihak yang berkaitan dengan program penanganan banjir Kabupaten Bandung. "Tentunya harus didukung semua pihak dengan banyak lintas kewenangan harus dilaksanakan," ujarnya.

Anggota Komisi B DPRD Kabupaten Bandung, Cecep Suhendar menambahkan perlu adanya komunikasi lintas wilayah dalam pembangunan yang dilakukan di wilayah perbatasan. Mengingat pembangunan di masing-masing wilayah berdampak kepada juga pada daerah yang berdekatan. "Harus dilakukan evaluasi mendalam, konsolidasi antar pimpinan daerah untuk mencegah kerusakan lebih parah," katanya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement