REPUBLIKA.CO.ID, PROBLINGGO -- Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Pos Pengamatan Gunung Bromo, Ahmad Subhan, mengatakan material erupsi Gunung Bromo jatuh di sekitar kawah dan tidak sampai keluar di kaldera gunung itu.
"Aktivitas vulkanis Gunung Bromo meningkat pada 12 jam terakhir, namun semburan material letusan berupa butiran pasir yang jatuhnya di sekitar kawah saja," kata Subhan di Pos Pengamatan Gunung Api Bromo di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Rabu (16/12).
Data seismik yang terekam di Pos Pengamatan Gunung Api Bromo pada 16 Desember 2015 pukul 06.00-12.000 tercatat gempa tremor dengan ampilitudo maksimum 5-33 milimeter, namun amplitudo dominan 13 milimeter.
"Meningkatnya gempa tremor itu ditandai dengan semburan material dari kawah tidak hanya berupa debu vulkanis, namun sudah agak lebih besar yakni butiran pasir," tuturnya.
Data secara visual terpantau cuaca mendung, angin tenang, abu vulkanis dari kawah berwarna kelabu hingga kehitaman dengan ketinggian asap sekitar 1.250 hingga 1.500 meter di atas puncak dengan arah angin condong ke tenggara.
"Bahkan beberapa kali terdengar suara gemuruh dan hujan abu yang sangat tipis turun di sekitar Pos Pengamatan Gunung Api Bromo, namun sejauh ini belum terpantau adanya lontaran api pijar dari puncak," paparnya.
Menurut dia, status gunung yang memiliki ketinggian 2.329 meter dari permukaan laut itu masih siaga atau Level III dan belum ada evaluasi untuk menaikkan menjadi Awas atau Level IV.