REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sebagian anggota DPR kelihatan berbeda saat mengikuti sidang paripurna, Selasa (15/12). Mereka tampak menggunakan pita hitam di lengan sebelah kiri. Beberapa anggota bahkan saling mengingatkan untuk memakai pita hitam saat di ruang sidang paripurna.
Dalam pita hitam yang dibagikan tersebut, tertulis kalimat 'Save DPR.' Rupanya, pita hitam yang dipasang di lengan kiri ini merupakan gerakan moral untuk mendesak Ketua DPR RI, Setya Novanto (Setnov), mundur dari jabatannya. Sebab, saat ini Setnov kembali berperkara dalam dugaan pelanggaran kode etik.
Gerakan ini diinisiasi fraksi-fraksi di DPR. Bahkan, anggota fraksi Golkar yang juga menjadi tempat bernaung Setnov ikut dalam gerakan 'Save DPR'.
Anggota Fraksi Golkar Dave Laksono mengatakan, gerakan 'Save DPR' ini ingin mengembalikan kepercayaan masyarakat pada lembaga DPR. Sebab, saat ini pimpinan DPR dinilai gagal menjalankan fungsinya.
"DPR semakin hancur dan jauh dari tugas dan fungsi awal," tegas Dave di kompleks parlemen Senayan, Selasa (15/12).
Gerakan 'Save DPR' ini juga didukung anggota lintas fraksi. Antara lain, PDIP, PAN, Partai Demokrat, Partai Nasdem, PPP. Beberapa fraksi lain diklaim juga mendukung gerakan ini, hanya belum sempat dihubungi untuk ikut gerakan mendesak Setnov mundur dari jabatannya.
Anggota Fraksi PDIP, TB Hasanudin mengatakan, dukungan gerakan 'Save DPR' ini bukan mengatasnamakan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) ataupun Koalisi Merah Putih (KMP). Gerakan ini murni gerakan moral untuk menyelamatkan intitusi DPR.
"Kami sampaikan dengan hormat kepada pimpinan kami demi harkat martabat dimohon pengorbanannya," ujar TB Hasanuddin.
Anggota fraksi PPP Amir Uskara menegaskan, gerakan 'Save DPR' ini meminta Setnov untuk mundur dari jabatannya. Sebab, fraksi-fraksi sudah tidak mengganggap Setnov sebagai pimpinan DPR lagi. "Kita minta Pak Novanto (Setnov) mundur," katanya menegaskan.
Fraksi Demokrat juga ikut dalam gerakan moral selamatkan institusi DPR ini. Anggota fraksi Demokrat Ruhut Sitompul mengatakan, perkara yang menjerat Setnov sudah terang benderang. Ada pelanggaran etika yang dilakukan. Aspirasi yang diserap Demokrat ingin Setnov mundur dari jabatannya.