REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Direktur Kemahasiswaan Institut Pertanian Bogor (IPB) Sugeng Santoso menginformasikan, mayoritas pengidap hepatitis A di Kampus IPB Dramaga tidak tinggal di asrama. Disampaikan Sugeng, hanya terdapat satu penghuni asrama dari 28 mahasiswa yang terjangkit penyakit itu.
"Ada sekitar 3.600 mahasiswa tingkat satu yang tinggal di asrama, hanya satu orang yang terjangkit," katanya, Sabtu (12/12).
Sugeng berkata pihak kampus belum dapat memastikan penyebab penyakit yang menjangkiti puluhan mahasiswa dalam waktu hampir bersamaan tersebut. IPB, lanjutnya, masih berfokus pada penanggulan penularan penyakit.
Sejak kemarin, Jumat (11/12), IPB menggelar pemeriksaan kesehatan kepada Civitas IPB. Pemeriksaan kesehatan yang dimaksud, kata ia, bukan cek kesehatan general bagi orang sehat melainkan pemeriksaan kesehatan bagi mereka yang mengalami keluhan gejala hepatitis.
"Pemeriksaan ini untuk mahasiswa, dosen, dan karyawan. Hari ini akan berlanjut di Fakultas Pertanian," tuturnya.
(Baca juga: KLB Hepatitis A, IPB Gelar Pemeriksaan Massal)
Sugeng juga mengklarifikasi kabar duka meninggalnya seorang mahasiswi Fakultas Kehutanan IPB, Senna Desvia Hutapea (19). Disampaikan Sugeng, kasus almarhumah Senna dan kasus hepatitis A yang kini dinyatakan sebagai kejadian luar biasa (KLB) di Kampus IPB Dramaga adalah dua hal berbeda.
Sugeng berkata, Senna yang berpulang di Medan, kampung halamannya itu mengidap Hepatitis B, bukan Hepatitis A. Selain itu, Senna juga diketahui memiliki penyakit bawaan lain.
Hepatitis adalah peradangan atau pembengkakan liver/hati, yang terklasifikasi menjadi hepatitis A, B, C, D, dan E. Hepatitis A yang menular melalui makanan dan air yang terkontaminasi oleh tinja orang yang terinfeksi biasanya tidak menyebabkan kematian kecuali dalam kasus serius.
Sementara, Hepatitis B adalah jenis penyakit liver berbahaya dan dapat berakibat fatal. Pada 10% kasus, virus HBV penyebab Hepatitis B tetap bertahan dan mengembangkan penyakit kronis yang menyebabkan sirosis atau kanker hati.