REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) menyayangkan kematian massal ikan akibat limbah industri yang dibuang melalui sungai di Jakarta ataupun yang berasal dari kawasan hulu sungai. Akibatnya, ribuan ikan mengalami keracunan dan mati. Mirisnya, kematian ikan-ikan tersebut dinilainya kurang mendapat perhatian.
Kepala Departemen Kajian dan Pengembangan WALHI DKI Jakarta Elnard Peter mengapresiasi aksi reaktif Gubernur DKI Jakarta bersama BPLHD dan Dinas Kelautan yang langsung memeriksa penemuan banyaknya ikan-ikan yang mati di beberapa titik sepanjang pesisir pantai utara Jakarta. Namun upaya ini dirasa belum memberikan ketenangan khususnya kepada masyarakat penikmat area wisata pantai, konsumen produk ikan tangkapan ataupun pelaku usaha di area terdampak.
(Baca Juga: Minim Oksigen, Ribuan Ikan di Teluk Jakarta Mati).
"Ramainya pemberitaan pada media mengenai dugaan-dugaan yang menyebabkan kematian massal ikan-ikan kami sayangkan tidak berasal satu pintu dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemprov DKI Jakarta yang ternyata masing-masing SKPD memiliki teori ataupun dalil yang berbeda sebelum adanya hasil pembuktian yang patut," ujarnya, Jumat (11/12).
Ia mencotohkan pada pemberitaan hasil uji laboratorium pihak Dinas Perikanan meyakini pencetus terjadinya fenomena kematian massal ikan murni disebabkan karena kombinasi suhu antara air bawah dengan air permukaan dengan korelasi kepada cuaca ekstrim. Semestinya SKPD yang melakukan pengujian laboratorium adalah BPLHD didampingi Dinas Kesehatan, Dinas Tenaga Kerja, Dinas Perikanan dan Dinas Pariwisata DKI Jakarta menyampaikan perihal fenomena ledakan ganggang dan dampaknya bagi masing-masing industri khususnya kepada kesehatan maupun keselamatan manusia.
"Kami harapkan adanya status lingkungan yang ditetapkan oleh Pemprov DKI Jakarta apakah dengan ditemukannya materi timah dari air pantai Ancol tetap aman bagi manusia bila bekerja ataupun berwisata disekitar pantai. Masyarakat tentu memerlukan adanya klarifikasi perihal temuan timah ini, karena ditengarai memiliki keterkaitan dengan pasir reklamasi yang diduga khusus didatangkan dari daerah yang mengandung timah," jelasnya.
(Baca Juga: Ribuan Ikan Mati, BPLHD Jakarta Periksa Sampel dari Tiga Pantai).