Kamis 10 Dec 2015 21:27 WIB

Jokowi: Untuk Melawan Korupsi Hanya Perlu Keberanian

Rep: C26/ Red: Karta Raharja Ucu
Presiden Joko Widodo mengungkapkan kemarahan ketika ditanya sejumlah wartawan terkait kasus dugaan pencatutan namanya dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam permintaan saham Freeport, di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (7/12).
Foto: Antara/ Widodo S. Jusuf
Presiden Joko Widodo mengungkapkan kemarahan ketika ditanya sejumlah wartawan terkait kasus dugaan pencatutan namanya dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam permintaan saham Freeport, di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (7/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Presiden Joko Widodo meminta seluruh jajaran pemerintahan harus mendukung segala aksi melawan korupsi. Pernyataan itu disampaikan Jokowi dalam sambutan yang dibacakan Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan di perayaan Hari Antikorupsi, Kamis (10/12).

Perayaan Hari Antikorupsi yang diperingati setiap 9 Desember itu digelar KPK di Bandung, Jawa Barat. Dengan perayaan Festival Antikorupsi 2015 ini diharapkan menjadi momen seluruh lembaga pemerintahan berkomitmen bersatu melawan kejahatan korupsi. Sebab, korupsi tidak bisa dihilangkan jika hanya satu lembaga yang bertanggung jawab.

"Untuk melawan korupsi hanya perlu keberanian dan dukungan baik dari eksekutif, legistlatif, yudikatif, dan tentunya masyarakat," kata Luhut saat membacakan sambutan Jokowi dalam pembukaan festival di Sabuga, Kamis.

Korupsi, kata Luhut yang masih membacakan pidato Jokowi, merupakan kejahatan yang bukan hanya merugikan negara, tapi juga memiskinkan warga dunia. Tentu ini menjadi ketidakadilan yang harus dihilangkan dari Indonesia yang kini makin marak korupsi.

(Baca Juga: Kapolri: Korupsi Musuh Negara yang Harus Diberantas Bersama)

Dengan meningkatkan sinergitas seluruh elemen, ujar dia, maka pemberantasan dan pencegahan korupsi tidaklah menjadi sulit. Tentunya disertai penyadaran bahwa korupsi hanya akan menghilangkan kemakmuran bangsa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement