Kamis 10 Dec 2015 19:20 WIB

Masyarakat Indonesia Sudah Terbiasa dengan Teror

Gambar ilustrasi teroris yang ditangkap
Foto: antara
Gambar ilustrasi teroris yang ditangkap

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat intelijen Wawan Hari Purwanto menilai masyarakat Indonesia sudah cukup kebal menyikapi aksi teror, termasuk teror dari kelompok bersenjata ISIS. Aksi teror di Paris, Prancis, 13 November dan aksi penembakan brutal di San Bernardino, Amerika Serikat beberapa hari lalu juga tidak membuat masyarakat Indonesia tegang.

"Di Indonesia hal-hal seperti itu bukan luar biasa karena sehari- hari ancaman dan teror sudah sering ditebar di sini sehingga masyarakat Indonesia menjadi terbiasa dan biasa-biasa saja menyikapinya," kata dia, Kamis (10/12).

Wawan bahkan menggambarkan kondisi masyarakat Indonesia saat ini seperti anak-anak Palestina yang sedang bermain bola lalu tiba-tiba ada bom meledak di sekitarnya.

"Mereka hanya sebentar berhenti, lalu bermain bola lagi seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Itulah gambaran masyarakat kita terkait dengan ancaman-ancaman aksi teror, terutama oleh ISIS," kata Wawan.

Meski demikian, kata Wawan, kewaspadaan terhadap aksi terorisme tidak boleh kendur. Masyarakat harus mewaspadai lingkungan masing-masing. Kerja sama serta koordinasi semua elemen baik di tingkat kementerian, lembaga-lembaga terkait, ormas, organisasi kepemudaan, dan berbagai lini di pemerintah daerah tetap harus dilakukan untuk mencegah kemungkinan aksi terorisme.

"Kerja sama itu berupa saling mengingatkan dan memberi informasi untuk kewaspadaan tinggi. Dengan begitu itu menjadi hal yang rutin sehingga tidak terlalu membuat ketakutan, tidak seperti dulu," kata Wawan.

Terkait langkah Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyusun prosedur operasi standar (Standard Operating Procedure - SOP) perlindungan objek vital dan VVIP, instansi pemerintah, tempat destinasi wisata, transportasi, juga pengawasan daerah perbatasan menurut Wawan sudah tepat.

"Langkah BNPT ini sangat positif sebagai lembaga yang bertugas sebagai koordinator antarlembaga dalam penanggulangan terorisme di Indonesia. Ke depan, SOP itu harus benar-benar diterapkan demi mencegah aksi terorisme di Indonesia," kata Wawan.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement