Senin 07 Dec 2015 23:47 WIB

Jabodetabek Gelap Gulita, Dirut PLN: Mengurus Listrik tak Mudah

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Dirut PLN Sofyan Basir (tengah) bersama jajarannya mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (8/9).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Dirut PLN Sofyan Basir (tengah) bersama jajarannya mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (8/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gelap gulita menerpa sejumlah wilayah di Jabodetabek Ahad kemarin. PT PLN (Persero) menilai, mati lampu sering terjadi karena mengurus kelistrikkan di Indonesia tidak mudah.

Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir mengatakan, masalah infrastruktur kelistrikan yang perlu diperbaiki telah dilaporkan kepada Menteri ESDM dan Menteri BUMN. ''Selama ini tidak diperbaiki karena kesulitan dalam pembebasan lahan, menarik kabel transmisi, kabel bawah tanah juga tidak mudah,'' kata dia, Istana Negara, Senin (7/12)

Menurut dia, masalah tersebut telah dibicarakan bersama dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Menteri BUMN belum lama ini. Hasilnya, Gubernur memerintahkan kepada para staf untuk memprioritaskan jalur-jalur kabel PLN, gardu PLN, penggantian trafo, diperbolehkan pinjam tanah pemda, BUMN, TNI, tanah pemerintah.

Dia berharap, perpres juga akan keluar untuk melaksanakan hal tersebut agar Jakarta pantang padam. Dia menuturkan, apabila dibiarkan terus menerus akan memperparah keadaan.

Sofyan mengatakan, karena masalah lahan pembangunan gardu induk terlambat. Rinciannya, 61 gardu induk baru yang selama ini telat pembangunannya berada di Kebayoran, Pluit, dan Pondok Indah. Pasalnya, satu gardu induk membutuhkan sekitar 4-6 lokasi. Perhitungannya, satu lokasi diperkirakan membutuhkan lahan sekitar 10-20 hektare.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement