Jumat 04 Dec 2015 22:11 WIB

Menpar Belajar dari Keberhasilan Spanyol di Bidang Pariwisata

Menteri Pariwisata Arief Yahya berfoto bersama Menteri Pariwisata Spanyol Isabel Maria Borrego Cortes (tengah).
Foto: dok kemenpar
Menteri Pariwisata Arief Yahya berfoto bersama Menteri Pariwisata Spanyol Isabel Maria Borrego Cortes (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Spanyol dinilai sebagai salah satu negara yang berhasil merebut pasar wisatawan mancanegara. Dalam setahun, Spanyol dikunjungi sebanyak 68 juta turis dari berbagai negara di dunia.

Indonesia pun berupaya untuk belajar dari kesuksesan Spanyol yang mampu menjadikan sektor pariwisata sebagai salah satu tulang punggung penghasil devisa bagi Negeri Matador itu. “Kami datang ke Madrid dan Kementerian Pariwisata Spanyol untuk belajar meraih sukses seperti capaian Spanyol 2014-2015 ini,” ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya saat berbincang dengan Menteri Pariwisata Spanyol, Isabel Maria Borrego Cortes, Jumat (4/12).

Arief mengatakan, Kemenpar berniat mengirimkan dosen atau mahasiswa dari 4 perguruan tinggi pariwisata yang berada di bawah Kemenpar ke Spanyol, seperti STP Bandung, STP Bali, Akademi Pariwisata Medan, dan Akademi Pariwisata Makasar, yang wajib memiliki pengalaman luar negeri.

Menteri Pariwisata Spanyol pun menanggapi positif rencana itu. Ia menjelaskan saat ini fokus Spanyol adalah memperbaiki berbagai fasilitas di objek wisata, koneksivitas, keamanan, dan kenyamanan termasuk bagi disable atau orang cacat. “Kami juga concern di ICT, internet connection, dan teknologi yang memudahkan orang dengan bahasa apapun ke objek wisata di Spanyol,” jawab Isabel.

Menpar pun langsung nyambung, soal keinginannya untuk memasuki dunia digital. Rupanya Spanyol yang sudah sedemikian maju, juga sedang merancang digital marketing, digital based. “Kami juga sudah menggunakan ICT dan berbasis pada digital. Kalau Spanyol membutuhkan assistance soal program big data dan digital marketing, kami bisa bantu,” tutur Arief yang juga mantan dirut PT Telkom Indonesia itu.

Dalam kesempatan itu, Arief juga menawarkan investasi di bidang kawasan pariwisata, dengan skema business to business. Kementerian Pariwisata akan memfasilitasi berbagai peraturan dan kemudahan berinvestasi di Indonesia, teruma Kawasan Ekonnomi Khususu Pariwisata, Kawasan Strategis Pariwisata Nasional, yang berada di atas tanah antara 100-1000 hektare.

“Tentu, kalau mau investasi, kami akan membantu agar fasilias pariwisata itu tetap dijaga dan punya profitable yang kuat,” jelas Arief yang didampingi Dubes Yuli Mumpuni Widiarso, Deputi Pemasaran Mancanegara Kemenpar I Gede Pitana, dan Komunikasi Pemasaran Mancanegara Noviendi Makalam dalam keterangan persnya.

Isabel pun masih agak dingin dengan tawaran yang cukup memikat itu. Apalagi Indonesia berkomit untuk mempromosikan Wonderful Indonesia ke semua negara potensial, termasuk target market kawasan pariwisata baru itu. “Tetapi ini tetap akan kami komunikaskan kepada pelaku industri pariwisata di Spanyol,” kata Isabel.

Menpar juga menawarkan model wisata bahari. “Selain berbagai paket kemudahan untuk berinvestasi di Indonesia, kami sudah melakukan deregulasi di internal,” kata Arief.

Menpar Spanyol menaruh hati dengan potensi bahari Indonesia. Begitu ditantang Arief Yahya untuk berinvestasi dan menggarap marine tourism di tanah air, mereka langsung gerah. Atraksi khas tropical Indonesia, gabungan nature dan culture yang beragam, cukup efektif menggerakkan naluri ekspansi bisnis mereka.

“Kami harap kita bisa segera menandatangani MoU – Memorandum of Understand antara Indonesia-Spanyol, kami akan segera tindak lanjuti dengan mengumpulkan semua industri di bidang maritim. Ada cruise, yacht, dan konstruksi marina dan port untuk bersandar dan parkir kapal dan perahu wisata tersebut. Kita segera buka opportunity bersama,” ucap Isabel Maria.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement