Rabu 02 Dec 2015 14:04 WIB

Ledakan Populasi Plankton Diduga Penyebab Ikan Mati di Ancol

Petugas membersihkan bangkai ikan mati yang terapung di sepanjang Pantai Ancol, Jakarta Utara, Senin (30/11).ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Petugas membersihkan bangkai ikan mati yang terapung di sepanjang Pantai Ancol, Jakarta Utara, Senin (30/11).ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyatakan penyebab kematian ikan secara massal di Pantai Ancol, Jakarta Utara, karena ledakan populasi fitoplankton jenis Coscinodiscus spp yang membuat kadar oksigen terlarut air menurun.

Menurut siaran pers dari Pusat Penelitian Oseanografi LIPI,berdasarkan sampel air yang diambil pada tujuh titik pada Selasa (1/12), kadar oksigen terlarut di air pada tiga stasiun sangat rendah. Kadar oksigen yang tersedia di air hanya 0,765 ml/L atau 1,094 mg/L.

Padahal, keadaan normal kadar oksigen terlarut dalam air seharusnya mencapai 4 mg/L hingga 5 mg/L. Rendahnya kadar oksigen adalah penyebab kematian ikan. Kondisi tersebut disebabkan ledakan populasi fitoplankton jenis Coscinodiscus spp.

Berdasarkan pengamatan, kepadatan fitoplankton tersebut mencapai satu juta hingga dua juta sel per liter air. Coscinodiscus spp adalah salah satu jenis fitoplankton yang tidak berbahaya, tetapi karena jumlah yang banyak mereka membutuhkan oksigen yang banyak pula sehingga kadar oksigen terlarut menipis.

Pusat Penelitian Oseanografi LIPI menyatakan kesimpulan tersebut juga sejalan dengan pernyataan pekerja di pantai Karnaval Ancol dan karyawan PT Jaya Ancol yang mengawasi kondisi perairan.

Saat diwawancarai, mereka menyatakan pada Sabtu (28/11) dan Minggu (29/11) terjadi perubahan warna air menjadi lebih gelap dan banyakl bintik-bintik hitam. Mereka juga menyatakan kepiting dan ikan terlihat mulai mabuk pada Minggu, hingga Senin pagi (30/11) hingga siang merupakan puncak kematian massal ikan.

Ledakan fitoplankton jenis Coscinodiscus spp biasanya dipicu meningkatnya kadar fosfat dan nitrat di kolom air. Survei menunjukkan kadar fosfat dan nitrat di stasiun 1, 2 dan 3 sangat kecil. Ini mengindikasikan adanya penyerapan atau pemanfaatan fosfat dan nitrat oleh fitoplankton sebelum terjadinya ledakan populasi.

Sementara itu, data fosfat dan nitrat ditepi pantai cenderung tinggi yang kemungkinan diakibatkan oleh pembusukan dari bangkai ikan. Peningkatan kadar fosfat dan nitrat disebabkan kondisi perairan yang stagnan sehingga mempercepat pertumbuhan algae dan penurunan oksigen secara cepat dalam skala lokal.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement