Selasa 01 Dec 2015 22:39 WIB

Populasi Ikan Lokal Mengalami Penurunan

Sejumlah nelayan mengangkut ikan dari kapal ke TPI Pengambengan, Bali, Kamis (19/11).
Foto: Antara/Regina Safri
Sejumlah nelayan mengangkut ikan dari kapal ke TPI Pengambengan, Bali, Kamis (19/11).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Slamet Soebjakto menyatakan populasi ikan lokal di sejumlah tempat cenderung mengalami penurunan, sehingga KKP menebar benih ikan di beberapa perairan umum di Tanah Air.

"Seiring dengan waktu dan cara penangkapan yang terkadang belum sesuai kaidah, populasi ikan-ikan lokal tersebut menjadi menurun," kata Slamet Soebjakto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (1/12).

Dia mencontohkan, dulu di Danau Toba, Sumatera Utara banyak ikan-ikan lokal seperti ikan tawes, nilem, papuyu, dan ikan batak yang hidup dan berkembang biak di perairan umum.KKP telah melakukan penebaran benih ikan lokal di Danau Toba yang terbantu dengan telah dikuasainya teknologi pembenihan ikan-ikan lokal tersebut.

Dengan demikian, lanjutnya, maka produksi benih yang dihasilkan dapat di-"restocking" atau ditebar kembali ke alam untuk memperkaya dan meningkatkan sumber daya perikanan di perairan umum.

"Sehingga, perairan umum baik itu sungai, danau maupun waduk dapat kembali menjadi tumpuan masyarakat sekitarnya untuk meningkatkan pendapatan dan juga gizi masyarakat," tuturnya.

Slamet menambahkan bahwa kebutuhan benih ikan saat ini tidak hanya untuk di budidayakan, tetapi juga untuk memperkaya stok ikan di alam.

Sedangkan target produksi perikanan budi daya pada tahun 2015 yang mencapai 17,9 juta ton, ujar dia, diperkirakan membutuhkan kurang lebih 90 miliar ekor benih yang berasal dari 15,8 juta induk.

"Ini termasuk benih untuk memperkaya atau menambah stok ikan di alam, khususnya untuk jenis-jenis ikan lokal yang telah berhasil dikuasai teknologinya," kata Dirjen Perikanan Budidaya.

Ia menyatakan, pengelolaan perairan umum akan didasarkan kepada Culture Base Fisheries (CBF), antara lain dengan membentuk kelompok-kelompok CBF untuk mengelola perikanan di perairan umum.

Sementara itu, untuk data pekerjaan di sektor kelautan dan perikanan itu sendiri, berdasarkan data FAO pada tahun 2014, sedikitnya 58,3 juta orang terlibat di perikanan tangkap dan budi daya pada 2012.

Dari jumlah ini, 37 persen bekerja penuh waktu, 23 persen paruh waktu, dan sisanya memanfaatkan sumber daya perikanan secara tidak menentu.

Sedangkan pada 2012, sekitar 84 persen orang yang bekerja di sektor perikanan tangkap dan budi daya tersebar di Asia, disusul 10 persen di Afrika, dan 3,9 persen berada di Amerika Latin dan Kepulauan Karibia.

Sekitar 32 persen atau 18,9 juta adalah pekerja yang terlibat di tambak dan umumnya berada di Asia sebanyak 96 persen, diikuti Afrika 1,6 persen, dan 1,4 persen di Amerika Latin dan Kepulauan Karibia.

Pada periode 2010-2012, sedikitnya 21 juta orang bekerja di sektor perikanan tangkap dan beroperasi di perairan lepas dan 84 persen tersebar di Asia dan 13 persen di Afrika.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement