Selasa 01 Dec 2015 15:45 WIB

Ratusan Sopir Gojek di Bandung Ancam Tutup Kantor

Rep: C26/ Red: Nur Aini
Orasi GoJek perempuan dalam aksi Gojek, di Balai Kota Bandung, Jl Wastu Kencana, Selasa (1/12).
Foto: Republika/ Edi Yusuf
Orasi GoJek perempuan dalam aksi Gojek, di Balai Kota Bandung, Jl Wastu Kencana, Selasa (1/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ratusan pengemudi Gojek berunjuk rasa di depan gedung Balai Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (1/12). Mereka memprotes management Gojek yang dianggap mencekik para pengemudi.

Mereka menyampaikan keluhan menyusul keputusan suspend (pemberhentian sementara) pengemudi Gojek secara serentak. Sebanyak 1.772 pengemudi Gojek Kota Bandung diskors secara serentak. 

"Yang disuspend 1.772 driver. Di perjanjian memang diberitahu tiga kalau melakukan kesalahan diberhentikan. Tapi nggak ada penjelasan di mana kesalahan kami," kata pengemudi Gojek Hamdani (34 tahun) kepada Republika.co.id, Selasa (1/12).

Selain diskors, para pengemudi harus membayar denda karena dianggap melakukan kesalahan-kesalahan seperti orderan palsu. Padahal tidak ada penjelasan yang dimaksud orderan palsu seperti apa dan mengapa disebut fiktif.

Ia menyebutkan banyak kebijakan manajemen Gojek yang tidak sesuai kesepakatan awal. Awalnya helm dan jaket merupakan inventaris yang diberikan kepada pengemudi yang bergabung. Tapi pada kenyataannya saat ini tabungan saldo mereka terus berkurang untuk biaya cicilan ponsel dan inventaris tersebut.

Lewat penyampaian aspirasi ini, pengemudi Gojek menuntut pencabutan suspend massal yang mulai berlaku pada Senin (30/11) kemarin. Karena dengan skors, mereka tidak dapat lagi menerima orderan. Padahal banyak yang terkena suspend harus membayar denda. 

"Cabut dan hilangin suspend kalau pengen lanjut. Manajemen Gojek juga harus meminta maaf kepada para driver," ujarnya.

Selain itu mereka meminta kejelasan aturan ongkos kredit. Sebab sering adanya potongan-potongan yang tidak jelas.

Pengemudi Gojek yang tinggal di Antapani, Bandung, Radit (26 tahun) mengaku tiba-tiba saldonya berkurang Rp 250 ribu dalam satu minggu. Saat ditanya ke pihak Gojek, ia mengaku tidak mendapat penjelasan yang memuaskan. Manajemen hanya mengatakan ada potongan yang harus dibayarkan.

"Awalnya saldo saya ada Rp 450 ribu, terus berapa hari saya narik dapat tambahan Rp 500 ribu. Harusnya jadi Rp 950 ribu tapi kemana yang ada cuma Rp 700 ribu," ungkap Radit.

Para pengemudi Gojek bersepakat jika tidak ada itikad baik dari manajemen, lebih baik kantor Gojek di Bandung ditutup. Sebab sudah satu bulan ini banyak kebijakan dinilai tidak beres.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement