Senin 30 Nov 2015 21:50 WIB

Sopir dan Kru Angkutan Rentan Tertular HIV/AIDS

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Yudha Manggala P Putra
 Petugas kesehatan menunjukan darah yang telah diambil untuk kemudian di tes HIV secara gratis di Taman Suropati, Jakarta, Ahad (29/11). (Republika/Raisan Al Farisi)
Petugas kesehatan menunjukan darah yang telah diambil untuk kemudian di tes HIV secara gratis di Taman Suropati, Jakarta, Ahad (29/11). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Mereka yang bekerja di sektor transportasi seperti sopir dan kru angkutan lain cdenderung rentan dan berisiko tinggi tertular HIV dan AIDS. Mereka juga bisa menjadi bagian dari mata rantai penularan HIV.

"Dalam penanggulangan HIV dan AIDS dikenal istilah kelompok 3 M yang berarti Man, Mobile with Money. Kelompok ini identik dengan kaum laki-laki yang memiliki pekerjaan jauh dari keluarga, seperti para pelaut, para sopir angkutan jarak jauh, dan sebagainya,’’ kata Sekretaris Komisi Penanggulangan HIV dan AIDS DIY Riswanto dalam siaran pers yang dikirim ke Republika, Senin (30/11).

Karena itu dalam Memperingati  Hari AIDS Sedunia 2015, Komisi Penangulangan AIDS DIY akan menggelar kegiatan bagi sopir dan kru angkutan darat perwajikab dari kabupaten/kota di DIY. Kegiatan tersebut berupa seminar yang mengambil tema “ Perilaku Sehat awal Pencegahan HIV dan AIDS “ yang akan dilaksanakan di aula Dinas Perhubungan. Komunikasi dan Informatika DIY Selasa (1/12).

Dengan pemahaman yang benar tentang HIV dan AIDS, Riswanto berharap para pekerja di sektor transportasi seperti sopir dan kru angkutan lain dapat menikdaklanjuti dalam kegiatan konkret di lapangan.

‘’Hal ini bisa mulai dari diri sendiri sebagai individu untuk berperilaku sehat dan menghindari perilaku yang berisiko terhadap penularan HIV’’, jelas Riswanto. Perilaku yang berisiko terhadap penularan HIV diantaranya adalah bergonta-ganti pasangan seksual tanpa menggunakan kondom.

Lebih jauh Riswanto berharap, perilaku hidup sehat ini tidak hanya menjadi tema peringatan Hari AIDS Sedunia (HAS) 2015, namun informasi seputar pencegahan maupun penularan HIV dan AIDS tersebut dapat ditularkan kepada keluarga, teman, dan lingkungan para pekerja di sektor transportasi.

Jika pekerja maupun masyarakat merasa pernah melakukan perilaku yang berisiko terhadap penularan HIV,dia berharap agar tidak segan-segan untuk memeriksakan atau melakukan tes di layanan yang terdekat.

‘’Semakin awal mengetahui status kita, apakah tertular atau tidak, itu baik. Jika ternyata statusnya positif, maka bisa lebih awal dilakukan penanganan. Lebih awal lebih baik, daripada ketahuan statusnya positif sudah dalam keadaan parah,’’ tuturnya. 

Lebih lanjut dia mengungkapkan kasus HIV dan AIDS yang terlaporkan Dinas Kesehatan DIY sejak tahun 1993 hingga September 2015 sebanyak 3.146.  Dari angka tersebut, sebanyak 1.249 sudah masuk fase AIDS. Sedang dari kelompok usia, lebih dari 60 persen adalah usia produktif 20 – 39 tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement