REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) memutuskan menghapus fasilitas free out dimulai pada 1 Desember tahun ini.
Langkah itu diambil karena KCJ menganggap fasilitas itu sering disalahgunakan sejumlah penumpang untuk naik Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line dengan gratis.
Direktur Utama PT KCJ Muhammad Nurul Fadhila mengatakan, cara yang sering digunakan oleh para penumpang gratisan itu adalah menempelkan tiket pada pintu masuk.
Usai masuk, penumpang kemudian menempelkan tiket kembali tanpa keluar dari pintu elektronik. Selanjutnya, penumpang tersebut menaik kereta. Dan, setelah sampai di stasiun tujuan, ia kembali melakukan cara yang sama.
"Dari pengamatan kami selama ini, fasilitas free out ini ada yang mulai menyalahgunakan, sehingga menjadi celah untuk penumpang istilahnya free rider," ujarnya pada Senin (30/11).
Fadhil menjelaskan, kasus seperti ini tidak hanya terjadi di perjalanan dekat saja. Bahkan, menurut dia, ada yang melakukan hal itu pada rute Bogor-Jakarta Kota. Sehingga, ia merasa perlu dilakukan penertiban penumpang gratis.
Namun, ia mengatakan, pengecualian tetap diberikan dalam kondisi darurat. Contohnya, kalau terjadi gangguan yang membuat penumpang yang sudah masuk ke stasiun tidak dapat melanjutkan perjalanannnya. Kalau hal itu terjadi, barulah diberlakukan free out.
"Dalam kondisi normal, kita tidak akan terapkan," katanya.
Fasilitas free out yang disediakan KCJ adalah pembebasan biaya bagi penumpang yang masuk dan keluar di stasiun yang sama dalam durasi tidak lebih dari satu jam.