Jumat 27 Nov 2015 16:55 WIB
Pilkada 2015

Tarian Bule Nyasar Ancam Elektabilitas Calon Bupati Malang

Rep: Lintar Satria/ Red: Ilham
Pilkada (ilustrasi)
Foto: berita8.com
Pilkada (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Tim pemenangan paslon Dewanti-Masrifah, atau tim kampanye Malang Anyar memberikan klarifikasi terkait beredarnya foto kampanye dengan melibatkan warga asing berbaju bikini. Asep Suud Abdilah, Koordinator hiburan kampanye Malang Anyar membenarkan ada sekelompok turis yang datang dan tiba-tiba bergabung dalam kampanye Malang Anyar di Pantai Ungapan Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan, Ahad (22/11/2015).

"Kami perlu menyampaikan klarifikasi kepada masyarakat Kabupaten Malang atas maraknya foto beberapa turis menari di atas trailer Malang Anyar dengan pakain kurang sopan di media sosial," katanya, Jumat (27/11).

Ia menambahkan, ada beberapa turis yang berpakaian sopan dan ada sebagian turis berpakaian kurang sopan. Karena mereka warga asing, tim merasa tidak sopan untuk menolaknya saat kampanye hiburan sedang berlangsung. Lagipula, tambahnya lokasinya di tempat wisata sehingga siapa saja boleh ikut bergabung. "Tim justru merasa terkejut dengan kehadiran para turis asing tersebut," tandasnya.

Menurut dia, peristiwa itu membuktikan Kabupaten Malang memiliki daya tarik bagi wisatawan mancanegara.

Ketua Lembaga Bahsul Masail Nahdlatul Ulama (LBM NU), Mohammad Fadhil Khozin, mengatakan, berita tentang kampanye bule pakai bikini membuat elektabilitas lawan politik terkuat mereka, Rendra-Sanusi cepat naik. Sebab, keberadaan bule berbikini itu kesalahan karena menyinggung perasaan konstituen yang masih kuat menjaga adat ketimuran.

"Mereka tidak akan rela jika kejadian semacam itu menjadi suatu kebiasaan, apapun istilahnya kebebasan berekspresi atau lain-lainnya yang tidak sesuai dengan adat ketimuran Mayoritas masyarakat Kabupaten Malang tidak bisa menerimanya karena masyarakat Kabupaten Malang masih mayoritas agamis dan memegang etika ketimuran," katanya.

Kesalahan semacam itu, kata dia, hampir sama dengan kejadian saat Presiden Jokowi menandatangani penjanjian hari santri yang langsung ditanggapi kurang positif oleh politisi PKS, Fahri Hamzah. Akibatnya, dari hari ke hari elektabilitas Jokowi terus naik dan Prabowo terus menurun.

"Kesalahan kecil dengan tanggapan yang tidak positif menyebabkan masyarakat yang asalnya simpati menjadi empati. Apalagi ini dengan 'kampanye telanjang' suatu kesalahan yang sangat fatal secara otomatis kesalahan ini tidak akan bisa dibendung," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement