REPUBLIKA.CO.ID,SRAGEN -- Jelang Pilkada serentak 9 Desember, disinyalir bakal memunculkan banyak botoh (penjudi). Mereka tak hanya sekedar terlibat praktik perjudian. Tapi, juga turut membiayai salah satu pasangan calon agar calon yang diunggulkan menang.
Kalau botoh ikut membiayai salah satu pasangan calon yang diunggulkan, berarti praktik money politic semakin kuat. ''Makanya, kita antisipasi munculnya botoh terlibat Pilkada sejak dini,''kata Kapolres Sragen, AKBP Ari Wibowo, Kamis (26/11).
Polres Sragen mengantisipsi munculnya botoh atau pelaku perjudian terkait Pilkada. Menjelang hari H pencoblosan 9 Desember, polisi mensinyalir banyak bermunculan botoh yang ikut taruhan, terlibat membiayai salah satu pasangan calon yang diunggulkan.
Dalam pekan ini saja, kata Kapolres, aparat banyak mengungkap berbagai jenis kasus perjudian. Namun, kasus yyang terkait judi berbau Pilkada belum ada.
Kalau keterlibatan suara-suara adanya botoh memang ada. Tapi, kejadian itu bukan di wilayah hukumnya.
Kapolres berjanji bertindak tegas. Polisi bakal memroses semua bentuk perjudian, baik itu judi jenis Cap Jie Kia, judi dadu, judi domino (Kartu Cina), remi dan judi taruhan menjelang Pilkada. Tidak bakal ada toleransi apapun terhadap pelaku perjudian yang telah banyak merusak mental masyarakat.
''Kita tetap tidak menolerir perjudian dalam bentuk apa pun. Selama bisa kita buktikan, dan itu bisa kita proses, perkara harus dilanjutkan. Tidak ada istilah maklum atau apa,'' ujar Ari.