Selasa 24 Nov 2015 04:24 WIB

Kesusahan di Balik Aktivasi Rute KRL Jakarta Kota-Tanjung Priok

Rep: c 33/ Red: Indah Wulandari
Uji Coba Jalur KRL Stasiun Tanjung Priok: Kereta Rel Listrik (KRL) berhenti di Stasiun Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (23/11)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Uji Coba Jalur KRL Stasiun Tanjung Priok: Kereta Rel Listrik (KRL) berhenti di Stasiun Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (23/11)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Direktur Jenderal Perkeretaapian (Dirjen KAI) Hermayanto menyatakan pengaktifan rute stasiun Jakarta Kota-Tanjung Priok sempat terkendala banyaknya lahan milik PT KAI yang diduduki masyarakat.

Guna membebaskan lahan itu, PT KAI mengaku harus berusaha keras meyakinkan penduduk untuk pindah sebelum dilakukan upaya paksa.

Hermayanto mengatakan supaya memberi pengingatan terlebih dahulu kepada masyarakat yang menduduki lahan PT KAI.

Bentuk pendudukan itu mulai dari adanya rumah semi permanen, kandang hewan hingga membuat lahan parkir mobil sementara. Pihaknya mengaku sudah mengimbau agar masyarakat meninggalkan lahan itu sebelum rute resmi digunakam.

"Jadi di pagar dahulu di pinggir jalannya. Tapi karena rute ini belum beroperasi secara resmi maka masih banyak yang belum meninggalkan lahan itu," katanya, Senin (23/11) saat uji coba rute stasiun Kota-Priok.

 

Selain kendala itu, ia mengatakan kesiapan sarana dan prasarana sudah siap, salah satunya persinyalan yang telah siap pada tanggal 14 lalu. Ia yakin rute tersebut akan siap pada 1 Desember nanti. Guna mengaktifkan rute, pihaknya sudah menutup sejumlah palang perlintasan kereta ilegal.

"Peresmian sempat terhambat karena sinyalnya belum siap waktu treknya sudah lama siap. Kita pakai kereta yang sudah tersedia saja," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement