Ahad 22 Nov 2015 08:26 WIB

Ledakan Populasi Tingkatkan Kebutuhan Pangan Dunia

Petani mencabut bibit tanaman padi yang siap ditanam di Persawahan Kawasan Lingkar Timur, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (20/11).
Foto: Antara/Umarul Faruq
Petani mencabut bibit tanaman padi yang siap ditanam di Persawahan Kawasan Lingkar Timur, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (20/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lonjakan populasi penduduk dunia jika disikapi dengan tepat dan bersama-sama, dapat menjadi sebuah kesempatan bagi Indonesia untuk mendorong sektor pangan semakin berkelanjutan. Sehingga, dengan begitu negara mampu memenuhi kebutuhan warganya yang turut melonjak.

"Pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara bertumpu pada sektor pertanian dan perkebunan. Dengan jumlah penduduk yang besar, kebutuhan pangan dunia yang terus meningkat, yang diikuti tantangan perubahan iklim, sektor tersebut hanya dapat tumbuh berkelanjutan melalui sinergi yang kuat antarpemangku kepentingan," ujarnya Franky O. Widjaja dalam peresmian Sekolah Bisnis Institut Pertanian Bogor di Jakarta.

Menurut CEO Sinar Mas Agribusiness & Foods tersebut, sinergi dilakukan melalui sejumlah inisiatif. Satu di antaranya melalui Partnership for Indonesia's Sustainable Agriculture (PISAgro), yang inisiasinya berawal dari New Vision for Agriculture dari World Economic Forum tahun 2010, untuk mengembangkan kemitraan pada tingkat negara guna menjawab isu ketahanan pangan,. Program itu hadir di Indonesia pada tahun 2011.

Melalui visi baru bagi pertanian berkelanjutan, kata dia, program tersebut berupaya meningkatkan produktivitas pertanian Indonesia sebesar 20 persen. Juga meningkatkan pendapatan petani sebesar 20 persen, dan menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 20 persen dalam setiap dekade.

"Sekiranya mendapat dukungan berbagai pihak, khususnya pemerintah, kami memperkirakan kemitraan strategis ini dalam waktu tiga sampai empat tahun, produktivitas 1 juta petani dapat ditingkatkan," ujar Co-Chair PISAgro tersebut.

Para pihak yang tergabung di sana akan melakukan pengembangan sektor pangan berkelanjutan sejalan dengan kebijakan serupa yang dilakukan dalam kerangka regional ASEAN, dan pada 2020 nanti berupaya menjangkau 10 juta petani yang tersebar di Asia Tenggara.

"Kemitraan ini memungkinkan negara-negara yang tergabung di dalamnya mengembangkan komoditas pangan andalan mereka masing-masing, hingga nantinya tidak saja mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri mereka, tapi juga kebutuhan regional, antar negara Asia Tenggara," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement