Sabtu 21 Nov 2015 23:56 WIB

Warga Sebut Petugas Pemadam datang Terlambat

Rep: Issha Harruma/ Red: Hazliansyah
Kebakaran
Kebakaran

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Kebakaran Kantor Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Sumatera Utara di Jl Sisingamangaraja dinilai menjadi besar karena lambannya petugas datang.

Pranan, pemilik salah satu warung di seberang Kantor Dispenda mengatakan, petugas pemadam kebakaran mulai datang setelah api mulai merambat ke sejumlah sisi gedung tersebut.

"Mulai terbakarnya pas adzan maghrib. Lama baru datang, sekitar 45 menit baru datang mobil pemadam kebakaran," kata Pranan saat ditemui Republika.co.id di lokasi kebakaran, Sabtu (21/11) malam.

Pranan mengaku tidak mengetahui darimana sumber api penyebab kebakaran tersebut. Awalnya, ia hanya melihat kepulan asap dari dalam gedung kantor Dispenda Sumut.

"Tadi kan hujan, panas, hujan lagi, nggak tahu lah gimana terus ada asap. Nggak lama ada apinya. Orang-orang mau shalat ke masjid (di sebelah gedung Dispenda) nggak jadi," ujarnya.

Sementara itu, Agus, warga yang tinggal di sekitar lokasi kebakaran mengaku mendengar suara ledakan dari arah gedung tersebut. Ledakan, lanjutnya, sempat terdengar beberapa kali.

"Dari belakang lah yang meledak itu. Gas-gas dari kantin," kata Agus.

Ia pun menyebut sejumlah warga yang tinggal di belakang gedung Dispenda Sumut sudah mulai ada yang mengamankan barang-barang berharga milik mereka.

"Udah ada yang mulai ngungsi itu," ujarnya.

Gedung Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Sumatera Utara di Jl Sisingamangaraja terbakar hebat Sabtu (21/11) petang hingga malam. Api pun terlihat ikut membakar gedung Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Medan Selatan yang menyatu dengan kantor Dispenda Sumut.

Kepala Dinas Pencegah dan Pemadam Kebakaran Pemkot Medan Marihot Tampubolon mengatakan, seluruh armada telah diturunkan ke lokasi kebakaran.

"Ada 30 pemadam kebakaran yang dikerahkan membantu proses pemadaman," kata Marihot di lokasi kebakaran, Sabtu malam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement