Sabtu 21 Nov 2015 17:51 WIB
In Memorial KGPAA Paku Alam IX

Puro Pakualaman Istana Republik

Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam (KGPAA) Sri Paduka Paku Alam IX yang juga Wakil Gubernur DIY (duduk, tengah)
Foto: Antara
Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam (KGPAA) Sri Paduka Paku Alam IX yang juga Wakil Gubernur DIY (duduk, tengah)

REPUBLIKA.CO.ID, Bagi yang pernah tinggal di Yogyakarta, tentu mengenal istana atau Puro Paku Alam. Meski letaknya tersamar dan tak menampilkan 'kemewahan modern', sisa kejayaan Istana Raja Pakualam masih terasa. Letaknya tak begitu jauh dari Malioboro dan Keraton Yogyakarta.

Bahkan, kesan sebagai sebuah tempat tinggal raja kini terasa pudar. Di lapangan terbuka yang ada di depan kediaman sang raja itu, sekarang malah disesaki berbagai tenda penjual makanan. Salah satunya yang sangat kondang sampai sekarang adalah gudeg Pakualaman. Meski penjualnya sudah turun-temurun, kerumunan penikmat gudeg masih menjejalinya sampai kios makanan itu tutup di larut malam.

Meski kini terkesan terlupakan, bagi Republik Indonesia peran Paku Alam meninggalkan sejarah yang sangat penting. Bersama Kesulatanan Yogyakarta, beberapa hari setelah proklamasi kemerdekaan dikumandangkan, kerajaan ini langsung menyatakan sebagai bagian Republik.

Tak cuma omong di atas kertas, Kraton Paku Alam kemudian ikut menjadi tumpuan berdirinya Republik. Peran ini nyata ketika kemudian ibu kota Republik diputuskan dipindahkan ke Yogyakarta sehubungan dengan suasana Jakarta yang makin tidak aman dengan datangnya bala tentara Inggris yang diam-diam disertai bala tentara Belanda.

Sama halnya dengan Sri Sultan Hamengku Buwono XI, Raja Paku Alam ke VIII, memberikan bantuan penuh kepada operasional pemerintahan Republik Indonesia. Bahkan, Sri Paku Alam saat itu bersedia berbagai tempat tinggal dengan menerima Presiden Sukarno beserta keluarganya tinggal bersama di kediamannya.

Jadi, tak terbayangkan, bila halaman luar istana itu, yakni di musim kemarau di kala dekat hari ulang tahun sang raja, kerap digelar pertandingan sepak bola mini antarkampung, dulu pernah jadi pusat perjuangan rakyat yang sangat penting.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement