Sabtu 21 Nov 2015 04:30 WIB

Pemberitaan Serangan Paris Bisa Perkuat Stigma Negatif Muslim Eropa

Radikalisme(ilustrasi)
Foto: punkway.net
Radikalisme(ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemahaman tentang jihad yang benar dapat mencegah radikalisme dan terorisme, kata dosen Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Supriyanto Pasir.

"Seseorang yang memahami jihad secara benar tidak akan melakukan tindakan yang bertentangan dengan nilai kemanusiaan," katanya di Yogyakarta menanggapi aksi teror bom dan penembakan di Paris, Prancis, Jumat (20/11).

Menurut dia, radikalisme dan tindakan teror oleh oknum Islam merupakan dampak dari kurangnya pemahaman tentang jihad yang benar.

"Banyak oknum memiliki semangat jihad yang terlalu tinggi tetapi kurang diimbangi dengan pengetahuan metode dakwah. Orang-orang seperti ini rentan diajak mengikuti kegiatan radikal," katanya.

Ia mengatakan salah satu dampak dari aksi terorisme di Paris yang menewaskan lebih dari 150 orang dan ratusan lainnya mengalami luka-luka itu adalah semakin menguatnya stigma umat Islam identik dengan tindakan kekerasan dan terorisme.

"Apalagi, setelah dua kelompok terorisme global, gerakan bersenjata ISIS dan Alqaidah sama-sama mengaku bertanggung jawab atas terjadinya peristiwa tersebut," katanya.

Menurut dia, masyarakat Muslim Eropa harus pandai-pandai menepis stigma negatif yang tertuju pada mereka. Tingginya frekuensi media internasional dalam memberitakan kejadian itu juga turut memperkuat stigma negatif yang telah berkembang.

"Padahal, Islam sama sekali bukan agama yang mengajarkan umatnya menjadi orang yang tidak menghargai kemanusiaan," katanya.

Ia mengatakan aksi teror di Paris itu merupakan tindakan biadab yang jelas-jelas telah merusak nilai kemanusiaan. Para pelaku yang dengan tangan dingin menembaki dan membom warga sipil, diragukan masih memiliki nilai kemanusiaan di dalam dirinya.

"Islam dengan tegas melarang tindakan yang mengarah pada mencederai kemanusiaan. Apalagi, Paris yang menjadi tempat kejadian bukan merupakan wilayah perang," katanya.

Menurut dia, kondisi masyarakat di Eropa yang damai dan cukup kondusif tidak membutuhkan jihad dalam bentuk peperangan. Untuk mengajak orang Eropa agar tertarik dengan Islam yakni dengan dialog dan menunjukkan akhlak yang baik.

"Tindakan teror di Paris justru kontraproduktif dengan upaya dakwah Islam di Eropa," kata Supriyanto.

Baca Sembilan Ditangkap di Brussel Terkait Serangan Paris

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement