REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kota Bandung terpilih menjadi tuan rumah Festival Antikorupsi 2015. Festival ini merupakan kerja sama antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, dan Konsorsium Komunitas Festival Antikorupsi 2015.
Sekretaris Daerah Pemkot Bandung, Yosi Irianto menyambut baik hadirnya festival ini. Yosi mengatakan terpilihnya Bandung sebagai tuan rumah merupakan apresiasi dan hal positif.
"Terpilihnya Kota Bandung merupakan hal yang positif bagi pemkot. Kami berharal Kota Bandung dapat menjadi percontohan tak hanya di bidang pemerintahan tapi juga sektor lainnya," katanya dalam konferensi pers Festival Antikorupsi 2015 di Hotel Santika, Bandung, Jawa Barat, Rabu (18/11).
Bandung menjadi tuan rumah karena dianggap memiliki nilai lebih dalam keterlibatan publik, ketersediaan infrastruktur, dan perbaikan kinerja pencegahan korupsi. Kota Bandung pun menjadi salah satu wilayah yang mulai bangkit membangun reformasi birokrasi.
Namun, tidak hanya diharapkan berguna untuk membentuk pemerintahan yang antikorupsi, festival ini, disebutnya, akan bermanfaat bagi seluruh kalangan.“Ternyata kalau mau, kita punya komitmen, tentu memberikan satu edukasi ke berbagai pihak tentang bahaya korupsi. Bukan hanya ke pemerintah, tapi seluruh kalangan," ujarnya.
Festival yang akan diselenggarakan pada 10-11 Desember 2015 ini nantinya akan bekerja sama dengan komunitas-komunitas kreatif di Kota Bandung. Komunitas kreatif akan menggelar beragam rangkaian kegiatan untuk menyambut pelaksanaan festival ini.
Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK Sujanarko mengatakan, bergabungnya banyak komunitas, menunjukkan ajakan memerangi korupsi dari seluruh kalangan. Sebab, dalam rangka melawan korupsi, tentunya KPK sebagai lembaga anti rasuah, tak bisa bekerja sendirian.
“Kami mengajak masyarakat melalui komunitas untuk ikut berperan aktif melakukan pencegahan korupsi sejak dini dari lingkungan terkecil," ungkap Sujanarko.
Sementara Ketua Konsosium Komunitas Festival Anti Korupsi 2015 Marintan Sirait mengatakan, acara ini menggunakan kata Prung sebagai tagline kampanyenya. Kata 'Prung' merupakan ajakan dalam bahasa Sunda yang berarti ayo. “Ini dimaknai sebagai ikrar bersama dan semangat untuk memerangi korupsi melalui perbaikan diri,” katanya.
Puncak acara akan digelar di Sasana Budaya Ganesa (Sabuga) Bandung. Rencananya festival ini akan dibuka langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo sekaligus peringatan Hari Antikorupsi Internasional 2015 pada 10 Desember 2015.